Suara.com - Pembahasan mengenai sosok Raja Jawa akhir-akhir ini ramai dibicarakan di media sosial.
Semua ini bermula ketika Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menyebut bahwa perlawanan pada Raja Jawa bisa menimbulkan celaka.
“Jadi kita harus lebih paten laagi. Soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu,” kata Bahlil dalam Munas Golkar pada Rabu (18/8/2024).
Selang beberapa hari setelahnya, Bahlil menyebut bahwa sebutan Raja Jawa hanyalah candaan saja.
Baca Juga: Momen Kocak Anies Baswedan Dipancing Wartawan soal Raja Jawa: Jadi Bukan Mulyono Pak?
Meski tak pernah disebutkan secara pasti, banyak yang menduga bahwa Raja Jawa merupakan sebutan untuk Presiden Joko Widodo.
Lantas, siapa sebenarnya sosok Raja Jawa yang asli? Berikut ulasannya.
Mengenal siapa saja Raja Jawa yang asli
Sampai saat ini, raja memang masih dianggap sebagai yang paling berkuasa di beberapa wilayah Indonesia,seperti Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan Banten. Meski dinamakan sebagai raja jawa, penduduk Jawa sebenarnya pernah dipimpin oleh wanita, berikut adalah beberapa di antaranya.
Abad 7: Ratu Shima di Kerajaan Kalingga
Baca Juga: Respons Menohok Kiky Saputri Dituding Dapat Tas Branded dari Anak Raja Jawa
Abad 9: Pramodhawardhani di Kerajaan Mataram Kuno
Abad 14: Tribhuwana Tunggadewi di Kerajaan Majapahit.
Abad 16: Ratu Kalinyamat di Kesultanan Demak.
Namun, pada dasarnya syarat utama untuk menjadi Raja Jawa adalah laki-laki karena perempuan masih dianggap sebagai penghilang silsilah keluarga dalam sistem patrilineal.
Sejarah Raja Jawa bisa diketahui melalui berbagai sumber, seperti kitab, prasasti, dan peninggalan lain. Dari salah satu bukti sejarah, Prasasti Sojomerto diketahui bahwa Raja Jawa tertua adalah Santanu.
Sementara itu, berdasarkan Carita Parahyangan dan Catatan Tiongkok, di Kalingga pernah berdiri kerajaan yang dipimpin Ratu Shima.
Selain itu, ada pula kerajaan Mataram yang sempat menjadi saksi konflik internal, antara Pangeran Mangkubumi dengan Raden Mas Said. Dri perselisihan tersebut juga diketahui bahwa wilayah Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta pernah dipimpin oleh raja-raja berikut.
- Panembahan Senopati atau Sutawijaya.
- Prabu Hanyokrowati atau Raden mas Jolang.
- Adipati Martopuro
- Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo.
- Amangkurat I
- Amangkurat II
- Amangkurat III
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri