Kebiasaan Orangtua yang Bisa Merusak Mental Anak

Suhardiman Suara.Com
Minggu, 01 September 2024 | 14:29 WIB
Kebiasaan Orangtua yang Bisa Merusak Mental Anak
Ilustrasi orangtua marahi anak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak dianggap sebagai titipan Allah SWT yang harus dijaga dan dididik dengan baik. Anak yang soleh dapat menjadi pelestarian pahala bagi kedua orang tua, mengirimkan pahala kepada mereka setelah meninggal.

Anak menjadi sumber cinta pertama bagi orangtua yang dirawat sejak dalam kandungan dan dilahirkan dengan penuh sukacita. Orangtua juga berperan sebagai guru pertama dalam mengajarkan berbagai hal, seperti berjalan, makanan bergizi, dan kebutuhan lainnya.

Orangtua berperan sebagai motivator yang baik bagi anak dalam menghadapi masalah. Kedekatan emosional antara orang tua dan anak membuat anak lebih kuat menghadapi tantangan dan tidak pantang menyerah.

Anak yang dibesarkan dengan cara yang tepat akan memiliki mental yang kuat dan mampu menghadapi kesulitan. Orangtua harus mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan spiritual anak dengan keseimbangan.

Terkadang, kebiasaan orangtua yang dapat merusak mental anak sering kali tidak disadari, namun memiliki dampak jangka panjang yang serius pada perkembangan emosional dan psikologis anak.

Berikut adalah beberapa kebiasaan yang perlu dihindari:

- Meremehkan Perasaan Anak

Orangtua yang sering mengabaikan atau meremehkan perasaan anak dapat membuat anak merasa tidak dihargai. Ini dapat mengurangi kepercayaan diri dan menghilangkan rasa bahagia anak, serta membuat mereka merasa tidak berarti.

- Mengharapkan Kesempurnaan

Menetapkan standar yang terlalu tinggi bagi anak dapat menyebabkan mereka merasa tertekan dan gagal. Harapan yang tidak realistis dapat merusak harga diri anak dan menghambat perkembangan mentalnya.

- Terlalu Memanjakan Anak

Memberikan segala sesuatu yang diinginkan anak tanpa batasan dapat menghilangkan kemampuan mereka untuk mengembangkan disiplin diri dan kontrol diri. Ini dapat berujung pada masalah kesehatan mental di kemudian hari.

- Kontrol Berlebihan

Orangtua yang terlalu mengontrol setiap aspek kehidupan anak dapat menghambat kemampuan anak untuk membuat keputusan sendiri. Dampaknya juga menyebabkan anak merasa tidak berdaya dan kurang percaya diri.

- Kekerasan Fisik atau Emosional

Paparan terhadap kekerasan, baik fisik maupun emosional, dapat menyebabkan anak merasa tidak aman dan cemas. Konsekuensinya juga dapat mengakibatkan masalah perilaku dan emosional yang serius di masa depan.

- Membandingkan dengan Anak Lain

Membandingkan anak dengan teman-teman atau saudara mereka dapat merusak harga diri anak dan membuat mereka merasa tidak cukup baik. Ini dapat menciptakan rasa iri dan ketidakpuasan yang mendalam.

Menghindari kebiasaan-kebiasaan ini dan menerapkan pola asuh yang lebih positif dapat membantu membangun mental yang kuat dan sehat bagi anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI