Kesaktian Tongkat Pangeran Diponegoro yang Dipegang Anies, Konon Penerimanya Bisa Jadi Pemimpin Besar

Sabtu, 31 Agustus 2024 | 14:08 WIB
Kesaktian Tongkat Pangeran Diponegoro yang Dipegang Anies, Konon Penerimanya Bisa Jadi Pemimpin Besar
Anies Baswedan Menerima Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dari Pemerintah Belanda di tahun 2015 (aniesbaswedan.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Foto Anies Baswedan memegang tongkat Pangeran Diponegoro baru-baru ini jadi sorotan di media sosial. Padahal itu adalah momen lebih dari 9 tahun lalu tepatnya pada tahun 2015 lalu.

Anies yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), mewakili pemerintah Indonesia menerima langsung pengembalian tongkat Pangeran Diponegoro di Belanda.

Di balik itu, tongkat Pangeran Diponegoro menyimpan kesaktian di dalamnya yang menarik untuk ditelisik. Seperti apa? Simak penjelasan berikut ini.

Kesaktian Tongkat Pangeran Diponegoro

Anies Baswedan di Acara Relawan (Instagram/@aniesbaswedan)
Anies Baswedan di Acara Relawan (Instagram/@aniesbaswedan)

Sejak zaman penjajahan, Belanda menyimpan Tongkat Pangeran Diponegoro di negaranya. Pengembalian tongkat Pangeran Diponegoro pun dilabeli Top Secret Operation yang memicu polemik setelah penguasa di negeri ini berebut untuk menerimanya pertama kali.

Baca Juga: Netizen Buat Teori Arti Warna Kemeja Anies Baswedan, Disebut Tantang Jokowi?

Tongkat Pangeran Diponegoro juga dikenal sebagai Kiai Cokro merupakan pusaka bersejarah yang sering menemani Pangeran Diponegoro ketika ziarah dan tirakat ke Pesisir Selatan Jawa. Tongkat ini punya gagang besi ukir berbentuk cakra yang dibuat khusus merujuk senjata Dewa Wisnu dalam mitologi Jawa.

Tongkat Kiai Cokro sangat unik karena memiliki kepala berbentuk lingkaran yang ternyata adalah simbol matahari dilengkapi dengan bintang serta bulan. Simbol itu lambang dari pergerakan melawan kezaliman dan harapan untuk mendapat keselamatan dunia dan akhirat bagi pangeran Diponegoro dan pengikutnya.

Sayangnya, tak diketahui secara pasti kapan dan dari mana Pangeran Diponegoro memperoleh tongkat itu. Berdasarkan penelitian, tongkat tersebut diperkirakan telah ada sejak abad ke-18.

Sejarah tongkat pusaka itu pun juga belum diketahui secara pasti. Tapi dari bukti-bukti yang ada seperti foto dan lukisan di Museum Diponegoro, tidak pernah muncul Pangeran Diponegoro memiliki tongkat.

Anies Baswedan membawa tongkat Pangeran Diponegoro (Instagram/aniesbaswedan)
Anies Baswedan membawa tongkat Pangeran Diponegoro (Instagram/aniesbaswedan)

Namun melihat tongkat yang dipegang Anies Baswedan saat itu, tongkat tersebut bukan tongkat yang dipakai untuk berjalan melainkan semacam alat kelengkapan perang. Pada bagian atas tongkat terdapat semacam ukiran, di bawahnya tidak ada keistimewaan lain dan bukan tongkat dengan keris di dalamnya.

Baca Juga: Berniat Bikin Partai Politik, Anies Bakal Ikuti Jejak Sang Kakek AR Baswedan?

Sementara itu, Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro atau Kiai Cokro memiliki mitos tersendiri. Dalam falsafah Jawa, sang penerima Cakra dimitoskan sebagai orang yang berpeluang menjadi pemimpin besar.

Ketika tongkat Pangeran Diponegoro tersebut dikembalikan oleh Belanda ke Indonesia, Anies Baswedan yang menerima tongkat itu pertama kali. Hal itu menimbulkan kontroversi berkaitan dengan kepercayaan terutama di masyarakat Jawa. 

Konon katanya, siapapun yang menerima dan memegang tongkat ini pertama kali maka dia punya peluang untuk menjadi pemimpin.

Namun dipercaya atau tidak, ada kabar yang menyebut Anies diganti dari jabatan menteri salah satunya karena polemik memegang tongkat Pangeran Diponegoro. Akan tetapi ,kemudian Anies berhasil menjadi pemimpin yakni Gubernur Jakarta setelahnya.

Terlepas dari kepercayaan itu, Tongkat Pangeran Diponegoro ini adalah benda paling diburu oleh para kolektor karena benda yang sangat berharga ini masih menyimpan spirit dari perjuangan Pangeran Diponegoro. Saat ini Tongkat Pangeran Diponegoro berada di Museum Nasional dan dijaga dengan ekstra ketat.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI