Suara.com - Media sosial belakangan tengah diramaikan soal Anies Baswedan dan tongkat Pangeran Diponegoro. Hal ini terkait dengan foto Anies Baswedan yang memegang tongkat tersebut pada 2015 lalu.
Diketahui, ada mitos yang berkembang di masyarakat Jawa yang menyebutkan bahwa orang yang memegang tongkat sakti tersebut akan mendapatkan kekuatan dan pengaruh tertentu.
Anies memegag tongkat tersebut saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), mewakili pemerintah Indonesia menerima langsung pengembalian Tongkat Kiai Cokro dari Belanda.
Soal Pangeran Diponegoro, rumah joglo milik Anies rupanya masih punya kaitan sejarah yang tak main-main.
Baca Juga: Pramono Anung-Rano Karno Buka Pintu untuk Anies jika Mau Jadi Timses di Pilkada Jakarta
Sejarah Rumah Joglo Anies Baswedan
Kediaman Anies Baswedan di kawasan Lebak Bulus II Dalam, Cilandak, Jakarta Selatan memang memiliki fasilitas joglo. Anies membuat rumahnya jadi dua lantai. Lantai bawah adalah area privat untuk keluarga sementara area atas adalah rumah joglo atau pendopo.
Rumah joglo dengan luas 10 x 9 meter persegi itu sendiri bukanlah bangunan biasa. Joglo tersebut memiliki sejarah tersendiri, yaitu merupakan bekas padepokan yang didirikan sejak tahun 1743.
Menurut sejarah, sejumlah tokoh besar bangsa Indonesia pernah belajar di sana, salah satunya Pangeran Diponegoro.
Tak heran rumah itu sempat diisukan akan diambil oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur karena dianggap sebagai bagian dari cagar budaya.
Baca Juga: 3 Cara Gampang Melacak Jejak Digital Sebuah Akun X atau Twitter
Lantaran dahulu digunakan sebagai padepokan, Anies Baswedan juga memanfaatkan rumah joglonya untuk berbagai kegiatan masyarakat mulai dari kegiatan posyandu, tempat belajar anak, majelis ta’lim, dan sebagainya.
Tak hanya itu, warga sekitar bahkan pernah menggelar akad nikah di rumah joglonya tersebut.