Suara.com - Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya, hutan mangrove menjadi tempat penting untuk hidup dan berkembang biaknya spesies laut yang bernilai ekonomis.
Hutan mangrove, sering disebut juga sebagai bakau, adalah ekosistem unik yang berada di perbatasan antara daratan dan laut. Tanaman mangrove memiliki akar yang khas dan mampu bertahan hidup di air asin. Lebih dari sekadar pemandangan alam yang indah, mangrove memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Berikut adalah 3 manfaat utama penanaman mangrove:
1. Penjaga Pantai dari Abrasi
Salah satu ancaman terbesar bagi wilayah pesisir adalah abrasi atau pengikisan pantai. Akar mangrove yang kuat dan rapat berfungsi sebagai benteng alami yang menahan gelombang dan arus laut. Dengan demikian, mangrove dapat mencegah terjadinya erosi pantai yang dapat merusak infrastruktur dan mengancam pemukiman penduduk.
Baca Juga: Perlahan Tergerus, BRI Peduli Beri Napas Baru untuk Hutan Mangrove Muara Gembong
2. Habitat bagi Berbagai Makhluk Hidup
Hutan mangrove adalah rumah bagi beragam jenis flora dan fauna. Mulai dari ikan, udang, kepiting, hingga burung-burung migran menjadikan mangrove sebagai tempat tinggal dan berkembang biak. Keberadaan mangrove yang kaya akan nutrisi juga mendukung rantai makanan di ekosistem laut.
3. Penyerap Karbon Dioksida
Sama seperti hutan daratan, mangrove juga berperan penting dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer. Proses fotosintesis pada tanaman mangrove membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Dengan demikian, penanaman mangrove berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Manfaat penanaman mangrove tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain melindungi pantai dari abrasi, mangrove juga menjadi habitat penting bagi berbagai makhluk hidup dan berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan rehabilitasi hutan mangrove perlu terus dilakukan secara berkelanjutan.
Baca Juga: Tak Hanya Hiburan, CRAVIER 2024 Tanam Mangrove untuk Lingkungan
Dari segi ekonomi, mangrove tidak hanya menyediakan kayu yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan arang, tetapi juga menghasilkan buah atau biji yang bisa diolah menjadi berbagai produk makanan atau minuman. Keberadaan hutan mangrove juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata alam, seperti yang telah dilakukan di Taman Hutan Raya Ngurah Rai dan taman mangrove di Desa Pemogan.
Dalam upaya melestarikan lingkungan dan menjaga keanekaragaman hayati, QNET, bekerja sama dengan Kodim 1611/Badung dan LPMD Denpasar menyelenggarakan kegiatan menanam pohon mangrove jenis Rhizophora mucronata di Areal Hutan Mangrove Ngurah Rai, Desa Pemogan, Denpasar Selatan.
Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Staf Kodim (Kasdim) 1611/Badung, Letkol Czi Aditya Triwirawan, yang mewakili Dandim 1611/Badung, Letkol Inf I Putu Tangkas Wiratawan. Acara ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk General Manager QNET Indonesia, Kadus Banjar Glogor Carik, dan Ketua LPMD Kota Denpasar. Penanaman mangrove dilakukan secara simbolis oleh para pemimpin tersebut dan dilanjutkan dengan penanaman serentak oleh anggota komunitas di sepanjang aliran sungai menuju laut menggunakan kano.
General Manager QNET Indonesia, Ganang Rindarko, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini telah dilakukan secara berkelanjutan selama tiga tahun terakhir. QNET bersama Kodim Badung Bali secara rutin menanam dan merawat bakau di Taman Hutan Raya Ngurah Rai. "QNET sangat mendukung kelestarian lingkungan. Penanaman mangrove ini adalah salah satu upaya kami dalam menjaga alam, khususnya Hutan Mangrove, untuk mewujudkan Bali yang hijau dan Indonesia yang lebih lestari," ujarnya.