Suara.com - Stunting yang hingga kini masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia tidak hanya memengaruhi kondisi fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kinerja jangka panjang karena perkembangan otak yang tidak optimal.
Mengutip laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, angka stunting di Indonesia masih jauh dari target penurunan sebesar 14 persen pada 2024.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting nasional sebesar 21,5 persen, turun sekitar 0,8 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.
Beranjak dari keprihatinan itulah Nayla Punjabi dari MD Entertainment Foundation menggandeng 1000 Days Fund merilis film dokumenter pendek berjudul “Indonesia's Silent Emergency: Stunting in Rural Populations”.
Baca Juga: Ibu Cerdas Atasi Stunting: Tips Mudah Penuhi Gizi Anak dari Dokter Spesialis
Film dokumenter ini menguak masalah stunting - sebuah krisis kesehatan yang penting namun jarang dibahas di Indonesia, terutama di daerah pedesaan.
"Film dokumenter ini aku buat untuk mengingkatkan kesadaran masyarakat tentang masalah stunting yang terjadi di Indonesia, khususnya wilayah Pulau Komodo, NTT, yang menurut data merupakan daerah paling banyak anak yang mengalami gizi buruk sehingga kita tertarik membuatnya di sana," jelasnya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Tak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat, film dokumenter tersebut dibuat, lanjut Nayla, juga untuk memicu dialog, dan menginspirasi tindakan untuk melawan masalah besar yang memengaruhi kehidupan dan masa depan jutaan anak Indonesia.
“Indonesia’s Silent Emergency memperlihatkan perjuangan sehari-hari keluarga di pedesaan yang rawan stunting dan dampak jangka panjang stunting di pertumbuhan anak-anak,” imbuhnya.
Melalui kisah-kisah pribadi warga pedesaan, wawancara dengan para ahli, dan cuplikan langsung di lapangan, film dokumenter ini memberikan gambaran jelas tentang faktor-faktor yang menyebabkan stunting, di antaranya gizi ibu yang buruk, kebersihan yang tidak memadai, dan akses terbatas ke layanan kesehatan.
Tak hanya itu, film dokumenter ini juga menekankan pentingnya 1.000 hari pertama pertumbuhan anak— sebuah jendela waktu yang sangat penting untuk perkembangan anak, yang jika terganggu, dapat menyebabkan kerusakan yang tidak bisa dipulihkan.
Selebritas Beby Tsabina yang turut mendukung film dokumenter tersebut mengaku terharu dan semakin menyadari betapa kasus stunting di Indonesia sedemikian memrihatinkan dan harus disikapi serius oleh berbagai pihak.
"Film ini membuat aku berpikir bahwa bahaya stunting itu sangat nyata bagi kelanjutan hidup anak. Kita sebagai masyarakat, termasuk aku khususnya perlu tahu soal fakta stunting ini. Pemenuhan gizi sangat penting agar anak bisa tumbuh dengan baik. Ini merupakan project edukasi yang bagus buat kita agar kita mengerti isu ini," jelasnya panjang lebar.
Film dokumenter ini tidak hanya menyoroti tantangan, tetapi juga menawarkan wawasan tentang solusi dalam melawan stunting.
“Kami mengajak semua orang untuk menyaksikan dokumenter ini, karena penting bagi kita semua untuk memahami dan bertindak atas Indonesia’s Silent Emergency yang mengancam masa depan bangsa kita,” tegas Nayla Punjabi.
Film dokumenter Indonesia’s Silent Emergency ini bakal tayang perdana di YouTube MD Entertainment pada 3 September 2024.