Suara.com - Musim panas seringkali menjadi tantangan tersendiri, terutama karena risiko dehidrasi dan sakit kepala akibat paparan sinar matahari yang terik. Kondisi ini bisa memicu migrain yang membuat aktivitas sehari-hari terganggu.
Menurut asisten profesor neurologi klinis di The Miller School of Medicine, UHealth, Miami, Florida, Liza Smirnoff, dehidrasi adalah salah satu penyebab utama sakit kepala saat musim panas.
"Berada di luar ruangan dalam cuaca panas membuat tubuh berkeringat lebih banyak, yang berarti dehidrasi bisa terjadi lebih cepat dari biasanya, terutama jika Anda lupa minum cukup air," katanya, Rabu (28/8/2024).
Tak hanya dehidrasi, sinar matahari yang kuat juga menjadi pemicu lain. Bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap cahaya, sinar matahari yang terang dapat memperburuk kondisi migrain.
"Banyak penderita migrain sensitif terhadap cahaya, jadi cahaya terang dapat menjadi pemicu sakit kepala," katanya.
Selain itu, perubahan tekanan udara yang mendadak juga dapat memicu sakit kepala. Kondisi ini biasanya terjadi ketika cuaca berubah dengan cepat, seperti dari cerah menjadi hujan atau badai, terutama pada hari-hari yang sangat panas.
Gejala lain yang menyertai sakit kepala, seperti keringat berlebih, kulit kering, pusing, atau kelelahan, bisa jadi tanda-tanda kelelahan akibat panas yang lebih serius.
Dr. Smirnoff juga menekankan pentingnya mencegah kondisi ini agar tidak berkembang menjadi sesuatu yang lebih berbahaya, seperti sengatan panas. Untuk meredakan sakit kepala saat terpapar sinar matahari, disarankan untuk segera mendinginkan tubuh dengan masuk ke ruangan berpendingin atau menggunakan kompres es pada ketiak atau leher.
Minum air dingin atau minuman elektrolit, istirahat di tempat yang sejuk dan tenang, serta minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen, naproxen, atau asetaminofen juga bisa membantu.
"Penting untuk minum air putih sebelum keluar rumah dan berjemur," tutup Smirnoff. (Antara)