Wendy juga mengaku ia sempat melakukan self-harm yang merusak tubuh di masa lalu, dengan minum alkohol hampir selama dua minggu. Namun ia mulai sadar jika kebiasaan itu tak segera dihentikan, maka organ tubuhnya akan rusak.

"Kalau dulu itu paling pas awal-awal paling lebih ke ngerusak badan, minum alkohol gitu-gitu doang. Tapi setelah itu. Karena dulu aku memang enggak minum kan? Tapi habis itu aku mencoba untuk kayak kenapa semua orang pada suka minum," cerita Wendy.
"Aku coba lah minum. Tapi setelah aku coba minum, besoknya keinget lagi, terus yaudah. Jadi kayak gitu-gitu terus. Dan itu merusak liver aku kan? Jadi itu gak worth on me," tambahnya.
Keberanian Wendy untuk menghentikan kebiasaan buruk terjadi saat ia mulai melakukan journaling. Selama proses itu, ia mulai bertanya ke diri sendiri mengenai apa yang dia rasakan setelah minum alkohol. Barulah Wendy mulai sadar bahwa kebiasaan itu hanya merusak tubuhnya.
"Pada saat itu aku kan sudah mulai journaling. Terus di saat itu (melakukan journaling) aku kayak nanya ke diri aku sendiri, 'Lo butuh gak sih gini? Lo begini puas gak sama apa yang lo lakukan ini? Setelah lo minum gini-gini, apakah lo bahagia? Apalah lo kayak bisa nge-release (melepaskan) semuanya?'. Enggak kan? Yaudah," tandas Wendy.
Catatan Redaksi:
Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454.
Baca Juga: Aksi Reza Arap Support Demonstran RUU Pilkada di Depan Gedung KPU RI Jadi Sorotan