Suara.com - Wendy Walters membicarakan masalah kesehatan mental yang pernah dialaminya. Mulai dari masalah isu self-harm hingga pemikiran bunuh diri.
Topik ini diperbincangkan oleh mantan istri Reza Arap ini dalam podcast dengan Denny Sumargo. Wendy mengaku bahwa ia sempat ke psikolog karena masalah kesehatan mental usai perceraian.
"Aku blame myself (menyalahkan diriku), sangat sangat blame myself. Kayak mempertanyakan diri aku kayak kenapa bisa sampai kayak gitu? Apakah karena aku begini? Apakah karena aku begitu? Tapi ya setelah itu aku ketemu psikolog. Itu perlu kak," kata Wendy seperti dikutip Suara.com, Selasa (27/8/2024).
"Menurut aku pergi ke psikolog atau ke psikiater itu bukan sesuatu yang memalukan. Karena banyak orang yang kayak sampai sekarang beranggapan kalau ke psikolog atau ke psikiater itu lu gila. Sebenernya enggak. Justru dengan kalau lu mau ke orang yang profesional dan lu bisa menceritakan itu secara netral, secara terbuka, ya berarti lu udah winning yourself one step," jelas Wendy.
Baca Juga: Aksi Reza Arap Support Demonstran RUU Pilkada di Depan Gedung KPU RI Jadi Sorotan
Dalam kesempatan ini, Denny turut menanyakan apakah Wendy pernah berpikiran untuk bunuh diri. Pemilik nama asli Wendy Meilina Leo ini langsung membantahnya. Ia mengaku tidak pernah ingin bunuh diri, tetapi kerap memiliki pikiran gelap melakukan self-harm.
"Kamu pernah mau bunuh diri katanya? Apakah itu benar?" tanya Denny Sumargo.
"Bunuh diri sebenernya tidak. Lebih ke kayak self-harm (tindakan menyakiti diri). Aku tidak menyetujui orang melakukan self-harm juga, tetapi aku juga tidak menyalahkan mengapa mereka memiliki pemikiran seperti itu," jawab Wendy.
Kendati demikian, lanjut Wendy, bentuk self-harm yang dilakukannya berupa treatment perawatan kecantikan. Menurutnya, ia berupaya tidak melakukan tindakan menyakiti diri yang negatif, melainkan berusaha menggantinya dengan hal yang positif untuk tubuhnya.
"Tapi pada saat itu jatuhnya kayak aku mengalokasikan gimana cara self-harm ini bisa aku nikmati tapi ke hal yang lebih baik, lebih positif. (Seperti) treatment. Kayak gitu-gitu. Atau kayak misalnya treatment, misal suntik-suntik, gitu-gitu kan maksudnya kayak itu treatment tapi memperbaiki (tubuh)," ungkapnya.
Baca Juga: Kekayaan Reza Arap Kalah Jauh dari Raffi Ahmad, Pilih Bagi-bagi Makanan ke Pendemo di KPU
"Itu kan maksudnya kayak if you look for pain, yaudah. Kenapa kamu gak cari sesuatu yang bisa kasih hal positif ke kamu. Misal kayak treatment muka, itu kan sakit juga. Yaudah kamu bisa melakukan self-harm kamu dalam segini ini gitu, gak harus cutting. Gak harus yang kayak merusak badan," sambung Wendy.
Wendy juga mengaku ia sempat melakukan self-harm yang merusak tubuh di masa lalu, dengan minum alkohol hampir selama dua minggu. Namun ia mulai sadar jika kebiasaan itu tak segera dihentikan, maka organ tubuhnya akan rusak.
"Kalau dulu itu paling pas awal-awal paling lebih ke ngerusak badan, minum alkohol gitu-gitu doang. Tapi setelah itu. Karena dulu aku memang enggak minum kan? Tapi habis itu aku mencoba untuk kayak kenapa semua orang pada suka minum," cerita Wendy.
"Aku coba lah minum. Tapi setelah aku coba minum, besoknya keinget lagi, terus yaudah. Jadi kayak gitu-gitu terus. Dan itu merusak liver aku kan? Jadi itu gak worth on me," tambahnya.
Keberanian Wendy untuk menghentikan kebiasaan buruk terjadi saat ia mulai melakukan journaling. Selama proses itu, ia mulai bertanya ke diri sendiri mengenai apa yang dia rasakan setelah minum alkohol. Barulah Wendy mulai sadar bahwa kebiasaan itu hanya merusak tubuhnya.
"Pada saat itu aku kan sudah mulai journaling. Terus di saat itu (melakukan journaling) aku kayak nanya ke diri aku sendiri, 'Lo butuh gak sih gini? Lo begini puas gak sama apa yang lo lakukan ini? Setelah lo minum gini-gini, apakah lo bahagia? Apalah lo kayak bisa nge-release (melepaskan) semuanya?'. Enggak kan? Yaudah," tandas Wendy.
Catatan Redaksi:
Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454.