Suara.com - Ketika peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tiba, pasti kamu sering mendengar berbagai pidato yang menginspirasi. Pidato ini biasanya singkat, namun sarat dengan pesan moral yang mendalam. Apa sebenarnya yang membuat pidato Maulid Nabi begitu penting? Bukan hanya untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai momentum bagi kita untuk merenungi dan meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Momen Maulid Nabi adalah saat yang tepat untuk kembali merenungkan bagaimana kita bisa mengaplikasikan ajaran Nabi dalam kehidupan modern. Berikut ini inspirasi pidato Maulid Nabi Muhammad SAW singkat yang bisa kamu gunakan sebagai materi tausiah.
Pidato Maulid Nabi Singkat
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Baca Juga: Apakah Maulid Nabi Libur atau Tidak? Hitung Mundur Tanggal Merah 2024
Innalhamdalillaah nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa na’uudzu billahi min suruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa man yahdihillaahu falaa mudhilla lah, wa man yudhlilhu falaa haadiya lah. Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Kepada seluruh jama’ah, para ulama, ustadz, sesepuh, Bapak, Ibu, serta saudara-saudara sekalian, Allah ‘azza wa jalla telah memberikan kita dua pilihan terkait nikmat-Nya, yaitu bersyukur atau ingkar.
Pertama, bagi mereka yang bersyukur atas nikmat Allah, Dia akan melipatgandakan nikmat tersebut. Sebaliknya, bagi yang tidak bersyukur, Allah akan menurunkan musibah sekaligus mengurangi nikmat yang sudah diberikan.
Oleh karena itu, mari kita ucapkan rasa syukur dengan mengucap hamdalah atas kesempatan yang diberikan untuk hadir di sini dan menimba ilmu dengan niat yang tulus.
Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW atas kelahiran beliau yang kita peringati pada kesempatan ini. Mari kita contoh akhlak beliau melalui sebuah kisah yang sederhana namun sarat makna.
Baca Juga: 6 Doa Maulid Nabi Lewat Sholawat Nabi yang Paling Indah
Suatu hari, Rasulullah SAW menggelar majelis ilmu di Masjid Nabawi yang saat itu masih beralaskan pasir, tanpa adanya sajadah. Para muslimin berkumpul di masjid tersebut untuk menimba ilmu dari panutan mereka.
Di saat yang sama, seorang pria dari pedesaan masuk ke dalam masjid. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, kemudian jongkok dan buang air kecil di dalam masjid. Para sahabat Nabi yang melihat hal ini langsung terkejut dan marah. Mereka segera memarahi pria tersebut.
Suasana pun memanas. Namun, Rasulullah SAW memanggil sahabat-sahabatnya dan menenangkan mereka. Beliau memerintahkan mereka untuk tidak mengganggu pria tersebut dan membiarkannya menyelesaikan hajatnya.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW mendekati pria badui tersebut dengan penuh kelembutan, dan pria itu segera menyadari bahwa ruangan tersebut dipenuhi amarah, kecuali wajah Rasulullah SAW yang tetap tenang.
Nabi Muhammad SAW dengan lembut menasihati pria tersebut, menjelaskan bahwa masjid adalah tempat untuk salat dan membaca Al-Quran, bukan untuk buang hajat. Pria itu pun mengerti dan kemudian pergi. Ketika tiba waktu salat, Nabi Muhammad SAW memimpin salat jamaah.
Pria badui itu turut serta dalam salat jamaah, dan saat melakukan gerakan i’tidal, ia mengucapkan doa dengan versinya sendiri yang penuh keyakinan, “Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji. Sayangilah aku dan Muhammad, dan jangan Engkau sayangi orang-orang selain kami berdua.”
Secara syariat, apa yang dilakukan pria tersebut mungkin salah, namun dari sudut pandang yang berbeda, ia telah menempatkan Rasulullah SAW di dalam hatinya, menjadikannya sosok yang paling penting selain dirinya sendiri.
Pertemuan singkat tersebut telah menyentuh hatinya dengan cara yang sangat sederhana, melalui pengendalian amarah, kata-kata yang lembut, serta nasihat yang tulus dan mendalam.
Dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan hidup, Insya Allah kita akan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Mari kita jadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri, baik kepada Allah, sesama, maupun lingkungan sekitar.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Itulah pidato Maulid Nabi Muhammad Saw singkat.