Suara.com - Brand perhiasan Tulola kembali menghadirkan keindahan budaya Indonesia dalam acara Kawan Nusantara 2024 yang baru saja digelar pada 23-35 Agustus 2024 di The Dharmawangsa Jakarta.
Kali ini, Tulola memamerkan koleksi perhiasan dalam bentuk instalasi yang indah, bertajuk The Dancer yang diterjemahkan dari lima jenis tari khas Nusantara.
Happy Salma selaku Founder dan Creative Conceptor dari Tulola menjelaskan The Dancer mulanya lahir dari diskusi antara dirinya dan Sri Luce, untuk merayakan gerak demi mencapai kebahagiaan lewat ekspresi kesenian.
"Perayaan kebahagiaan dari gerak yang akhirnya memunculkan motif perhiasan, desain baju, serta desain kriya Tulola yang terinspirasi dari bagaimana masyarakat Nusantara merayakan kebahagiaan lewat kesenian (tarian)," kata dia dalam konferensi pers baru-baru ini.
Baca Juga: Jadi Brand Ambassador, Ziva Magnolya Kampanyekan #Iam24K
Sejak zaman lampau, kata Happy Salma, masyakat Indonesia dapat mengekspresikan diri melalui tari-tarian, mulai dari ritual memanen padi, perayaan hajatan, penyambutan sebagai ungkapan ukacita, hingga refleksi sosial percampuran berbagai budaya di dalamnya. Tarian membangkitkan jiwa yang ada di dalam diri manusia.
Berkolaborasi dengan Auguste Soesastro, instalasi The Dancer semakin terlihat menawa dengan rancangan busananya. Berkreasi selama enam bulan, sang desainer merancang deretan busana bergaya kontemporer itu yang terinspirasi dari setiap tarian yang dipilih, yakni Tari Pajoge, Tari Saman, Tari Serimpi, Tari Janger, dan Tari Ta'e Benu.
Sri Luce sebagai Founder sekaligus Creative Designer Tulola mengungkapkan bahwa olaborasinya bersama Auguste adalah upaya mentransendensi warisan nenek moyang menjadi sebuah karya kontemporer di bidang mode, yakni busana dan perhiasan yang tetap bernafaskan Nusantara.
"Kolaborasi kami adalah sebuah jalinan yang saling melengkapi, di mana Auguste mengedepankan desain yang berstruktur dan saya mengisyaratkan pola desain yang menopang," ucapnya.
Ditambahkan Happy Salma, melalui The Dancer, Tulola seakan bercerita lewat sudut pandang yang lain, yang akhirnya diwujudkan dalam bentuk material yang kemudian dibuat menjadi rangkaian perhiasan .
"Dalam arti misalnya contoh Tari Saman, kita melihat bagaimana keseimbangan maskulinitas dan feminitas di dalam suku Aceh gitu. Mereka bisa berperang bersama laki-laki dan perempuan dan begitu juga dalam tariannya. Nah spirit-spirit itu yang akhirnya dielaborasi ke dalam bentuk kekaryaan yang lain," ucapnya.
Perayaan Kawan Nusantara "The Dancer" dibuka dengan pertunjukan yang dikoreografi oleh Josh Marcy, seorang seniman & koreografer tari bereputasi internasional yang berbasis di Jakarta.
Josh menciptakan sebuah performance yang merupakan penggabungan dari tari dan fashion show. Pertunjukan ini melibatkan publik figur dan dan selebriti Jakarta.