Cuma 2 Presiden Ini yang Pernah Kunjungi Kediri: Mitosnya Bisa Lengser, Benarkah?

Farah Nabilla Suara.Com
Minggu, 25 Agustus 2024 | 17:00 WIB
Cuma 2 Presiden Ini yang Pernah Kunjungi Kediri: Mitosnya Bisa Lengser, Benarkah?
Ilustrasi presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. [Dok. NU]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama menjabat sebagai presiden untuk dua periode, Jokowi belum pernah mengunjungi Kediri yang ada di Jawa Timur. Adapun alasannya karena ada mitos yang mana bisa membuatnya tak lagi menjadi penguasa RI.

Mitos itu menyebutkan jika presiden yang mengunjungi Kediri, tak lama setelahnya bisa lengser. Hal ini pun dikaitkan dengan salah satu pendahulu Jokowi yang dilengserkan dari jabatan tersebut usai datang ke sana.

Namun, ada pula pendahulu lainnya yang tidak dilengserkan meski berkunjung ke Kediri. Lantas, siapa saja presiden yang pernah datang ke kota tersebut? Berikut informasinya yang Suara.com rangkum.

Presiden yang Pernah Kunjungi Kediri

Baca Juga: Fakta Menarik Jelang Persik Kediri vs Malut United di BRI Liga 1: Ambisi Menang Laskar Kie Raha

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung sempat menyinggung pelengseran Presdien ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Almarhum diketahui pernah mengunjungi Kediri tidak lama sebelum dirinya dijatuhkan.

Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbiki PWNU Jawa Timur) sekaligus budayawan Kediri, Imam Mubarok membantah. Ia menyebut lengsernya Gus Dur pada 2001 bukan karena kunjungan ke Kediri.

Menurut pria yang akrab disapa Gus Barok itu, lengsernya Gus Dur karena adanya intrik dari lawan politiknya. Hal ini, kata dia, tertuang dalam buku tentang Gus Dur yang terbit setelah 10 tahun Gus Dur meninggal.

"Kalau contoh presiden lengser usai berkunjung ke Kediri adalah Gus Dur, itu tidak benar. Karena Gus Dur lengser akibat dari trik politik lawannya. Itu tertuang dan terbukti tertuang pada buku soal Gus Dur yang terbit 2019 lalu," ucap Gus Barok pada tahun 2020.

Bukan hanya Gus Dur, presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah berkunjung ke Kediri. Meski begitu, kunjungannya ke daerah ini hanya sampai Timut tanpa menyebrang Sungai Brantas.

Baca Juga: Ini Artis-artis yang Ikut ke IKN Bareng Jokowi, Dapat Bayaran atau Cuma Undangan?

Mitos di Kediri

Kediri berasal dari kata "Ke" dan "Diri" yang berarti diri sendiri atau jati diri. Jika menggunakan penutup apapun, pasti akan terungkap juga aslinya. Jadi, kepura-puraan bisa dengan mudahnya terungkap di sana.

Sebuah legenda menceritakan soal sendang yang menjadi tempat untuk Prabu Jayabaya menyucikan diri.  Sebelumnya tempat ini dipakai untuk Keputren, tempat bagi putri-putri Raja dan Permaisuri bersuci.

Di sendang itu terdapat pohon beringin yang disebut dengan "Ringin Sembilan." Awalnya, sebanyak 9 pohon beringin ditanam berdekatan dan tumbuh menyatu. Menurut penuturan juru kunci, di sana banyak pusaka.

Pusaka yang berada di sana bukan sembarangan. Konon katanya, apabila ada yang diberikan wangsit untuk membawa salah satu pusaka dari sana, maka orang tersebut akan mendapatkan sebuah jabatan di negara.

Di sisi lain, Kediri adalah cikal bakal "nagari" yang kelak akan menjadi Nusantara, yakni Kerajaan Kediri. Disebutkan bahwa Kerajaan Medang Kamulang berpindah ke Jawa Timur untuk bergabung menjadi Kerajaan Kediri.

Menurut mitos dari Juru Kunci setempat, alasan presiden takut berkunjung ke Kediri adalah karena daerah tersebut yang punya mahkota. Dengan kata lain, jika presiden ke sana, dianggap mengembalikan mahkota.

Sementara itu, memang ada beberapa penuturan populer soal kutukan bagi pemimpin yang memasuki Kediri. Contohnya yang dituliskan dalam Babad Kadhiri, di mana musuh akan kalah jika menyerang lebih dulu.

Adapun maknanya, jika presiden berani datang ke Kediri justru akan berada di posisi rawan. Dengan kata lain, ia bakal diserang oleh musuh maupun lawan politiknya. Lalu, ada pepatah dari Kalingga soal pemimpin.

Kutukan itu berbunyi "Siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kediri, maka ia akan jatuh". Hal ini pun ramai dibahas dan menilai Jokowi penuh dosa sehingga takut tak lagi menjadi penguasa jika ke Kediri.

Anggota Tim Pokok Pikiran Kebudayaan (PPKD) Kota Kediri, Imam Mubarok alias Gus Barok membenarkan kutukan itu. Ia menyebutkan memang ada mitos perihal Kediri dan kejatuhan seorang pemimpin.

"Bunyinya (kutukan itu) bahwa siapa kepala negara yang tidak baik, tidak berbuat baik, maka dia akan runtuh. Itu cerita yang berkembang di masyarakat, folklor. Tapi lagi-lagi kembali pada keyakinan masing-masing," beber Gus Barok.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI