Tak Hanya Soal Kebersihan, Bau Ketiak Bisa Jadi Tanda 7 Penyakit Serius Ini!

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 07:00 WIB
Tak Hanya Soal Kebersihan, Bau Ketiak Bisa Jadi Tanda 7 Penyakit Serius Ini!
Ilustrasi bau ketiak (freepik/@karlyukav)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bau ketiak Erina Gudono ramai diperbincangkan usai istri Kaesang Pangarep tersebut memamerkan sederet gaya hidup mewahnya di Amerika Serikat di tengah revisi UU Pilkada yang disebut bakal menguntungkan suaminya dalam Pilkada 2024.

Tak sedikit testimoni mengungkap jika Erina Gudono memang kerap membuat orang-orang di sekitarnya tak nyaman dengan aroma tubuhnya.

Termasuk saingan Erina Gudono di kontes kecantikan, Shania Binti Mahir Hamdun yang ikut memvalidasi rumor bau ketiak tersebut.

"Orang tersebut beneran bau ketiak/ dan bau badan. Ini fakta, jangan tanya lagi lewat DM cape banget balesin tentang orang ini," ujar dia seperti Suara.com kutip Jumat (23/8/2024).

Baca Juga: Memahami Angin Duduk: Gejala, Penanganan, dan Kelompok yang Rentan Terjangkit

Bahkan, beberapa orang yang diduga teman kuliah Erina Gudono juga ikut memberi testimoni mereka di X, di mana bau badan finalis Puteri Indonesia 2022 tersebut cukup mengganggu. 

Hal tersebut tentu membuat banyak orang merasa heran, sebab tak sesuai dengan imej sempurna yang selama ini dibangunnya sejak menikahi anak presiden. 

Namun, meski ini merupakan hal yang cukup memalukan untuk dibahas, sebenarnya bau badan hanya dipengaruhi oleh kebersihan yang buruk, tidak mandi secara teratur, mengenakan pakaian tidak menyerap keringa, hingga tidak menggunakan deodoran saja.

Sebab, kondisi medis tertentu yang berada di luar kendali juga dapat menyebabkan bau badan lho. Penyakit apa saja yang dapat menyebabkan bau badan? Berikut ini adalah beberapa kondisi medis utama yang menyebabkan bau badan.

1. Bromhidrosis

Baca Juga: 8 Rekomendasi Parfum Wanita Makin Berkeringat Makin Wangi! Mulai Rp35 Ribu sampai Seharga Roti Erina Gudono

Bromhidrosis adalah kondisi medis yang menyebabkan bau badan yang menyengat. Kondisi ini terjadi saat bakteri di kulit memecah keringat dan menghasilkan bau tidak normal yang menyerupai bau belerang atau bawang. Ada dua jenis bromhidrosis: apokrin dan ekrin.

Bromhidrosis apokrin adalah jenis yang paling umum, yang menyebabkan bau tak sedap di ketiak dan area genital. Bau ini muncul ketika keringat dari kelenjar apokrin bercampur dengan bakteri kulit, sehingga menimbulkan bau yang menyerupai bawang, belerang, atau daging mentah.

Bromhidrosis ekrin adalah bentuk bromhidrosis yang kurang dikenal, yang menyebabkan keringat berbau tidak sedap pada tangan, kaki, kepala, dan badan. Bau ini terjadi ketika keringat dari kelenjar ekrin melembutkan keratin kulit, memecah bakteri yang menghasilkan bau tak sedap.

2. Hiperhidrosis

Hiperhidrosis menyebabkan tubuh berkeringat lebih banyak dari biasanya. Meskipun hiperhidrosis tidak menyebabkan bau badan, keringat berlebih bercampur dengan bakteri dalam tubuh sehingga menimbulkan bau badan yang tidak sedap. Ada dua jenis utama hiperhidrosis: primer dan sekunder.

Hiperhidrosis primer menyebabkan keringat berlebih di satu area tubuh, seperti ketiak, tangan, kaki, kepala, dan selangkangan. Kondisi ini biasanya bersifat turun-temurun dan memengaruhi sekitar 5% populasi.

Hiperhidrosis sekunder adalah keringat berlebih yang disebabkan oleh kondisi medis atau obat-obatan tertentu. Hiperhidrosis sekunder menyebabkan keringat berlebih dan dapat diatasi jika penyebab medis yang mendasarinya diatasi atau dihilangkan. 

3. Diabetes

Penderita diabetes sering mengalami komplikasi medis tambahan. Infeksi saluran kemih (ISK) terkait diabetes dan kadar glukosa darah yang tinggi dapat meningkatkan bau badan. Ketoasidosis diabetik adalah kondisi yang mengancam jiwa di mana tubuh kekurangan insulin, sehingga sel-sel kekurangan gula yang dibutuhkan untuk energi. Salah satu gejalanya adalah bau napas yang khas dan seperti buah.

4. Kelenjar tiroid

Kelenjar tiroid mengatur banyak fungsi tubuh, termasuk respons keringat. Bila Anda menderita hipertiroidisme (tiroid yang terlalu aktif) atau penyakit Graves, tubuh Anda dapat menghasilkan keringat dalam jumlah berlebihan, bahkan saat Anda tidak sedang beraktivitas.

5. Gagal ginjal dan disfungsi hati

Ginjal dan hati membantu membuang racun dari tubuh kita. Jika tidak berfungsi dengan baik, racun dapat menumpuk di dalam darah dan saluran pencernaan, sehingga menimbulkan bau. Penyakit ginjal dapat menyebabkan urea membuat keringat Anda berbau seperti amonia.

6. Gangguan metabolisme

Meskipun hal ini sangat langka, mutasi gen juga dapat memengaruhi bau badan. Trimethylaminuria atau TMAU, adalah penyakit yang mencegah hati Anda memecah senyawa kimia trimetilamina. Trimetilamina dapat berbau amis atau seperti telur atau urin. 

Jika tubuh Anda tidak dapat memecah senyawa ini, senyawa ini akan menumpuk di dalam tubuh Anda dan dilepaskan melalui keringat, urin, dan napas Anda.

7. Hormon

Fluktuasi hormon dapat menyebabkan keringat berlebih dan, akibatnya, bau badan. Remaja, wanita hamil, dan wanita perimenopause atau menopause dapat mengalami hot flashes dan keringat malam, yang meningkatkan keringat berlebih dan bau badan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI