Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kini ramai-ramai dikuliti oleh publik menjelang huru-hara keputusan DPR RI terhadap RUU Pilkada yang dituding bakal menguntungkan sang presiden.
Usai huru-hara tersebut pecah, tak sedikit pula pihak yang mengaitkan Presiden Jokowi dengan perilaku klenik.
Hal itu bermula ketika publik yang tak terima dengan keputusan DPR RI mencoba 'melawan' sang presiden dengan jalur klenik. Adapun dalam waktu yang bersamaan, publik juga melihat bahwa ada satu hari yang tampaknya menjadi hari spesial bagi sang Presiden.
Lalu, publik juga mulai mengingat-ingat bahwa sang Presiden tampak jarang atau bahkan hampir sama sekali belum pernah memijakkan kaki di tanah Kediri. Publik sontak mengaitkan fenomena tersebut dengan kehadiran mitos kutukan Jayabaya.
Baca Juga: Prabowo Bakal Dikejar Utang Jatuh Tempo Rp1.352 Triliun Gegara Jokowi Pada Tahun Depan
Berikut rangkuman perilaku Jokowi yang dituding menjadi bukti bahwa ia masih 'terjajah' klenik.
Ganti nama karena sakit-sakitan
Jokowi lahir dari sosok Widjiatno Notomihardjo dan Sudjiatmi Notomihardjo.
Adapun Widjiatno dan Sudjiatmi awalnya memberi nama Mulyono ke sosok Jokowi.
Namun, keduanya akhirnya mengubah nama putra mereka menjadi Joko Widodo.
Terungkap alasan penggantian nama tersebut karena Jokowi kerap sakit-sakitan di masa kecil.
Baca Juga: Jokowi Masih Tak Berani ke Kediri Jelang Lengser, Takut 'Kutukan' Jayabaya Ini?
Masyarakat suku Jawa percaya dengan fenomena kabotan jeneng, yakni saat nama yang dimiliki seorang anak terlalu 'berat' untuk diemban sehingga sang anak menjadi sakit.
Proses ganti nama ini umumnya berlangsung singkat dengan cukup mendatangi pihak pencatatan sipil. Namun, berkembang kepercayaan bahwa ganti nama perlu dilakukan di 'hari baik' yang dipercayai oleh masyarakat.
Tak kunjung sambangi Kediri, takut kutukan Jayabaya?
Jokowi juga hingga detik ini diyakini tak pernah menginjakkan kaki di Kediri di masa kepemimpinannya.
Masyarakat mengenal mitos 'kutukan Jayabaya' yang mengisyaratkan bahwa seorang pemimpin yang dicap tak adil akan lengser atau bahkan memperoleh bala kala mendatangi tanah Kediri.
Mitos tersebut semakin kuat ketika publik menduga bahwa Presiden Soekarno, BJ Habibie, hingga Gus Dur lengser tak lama setelah mereka mengunjungi Kediri.
Ambil keputusan penting di hari Rabu Pon
Publik akhirnya ikut menguliti weton Jokowi yakni Rabu Pon.
Sebagai informasi, weton adalah sistem penanggalan Jawa yang pada akhirnya memunculkan keyakinan akan adanya hari baik dan hari buruk.
Ada satu pola yang unik ketika Jokowi mengambil keputusan besar. Publik mengamati bahwa Jokowi kerap mengambil keputusan seperti reshuffle kabinet di hari Rabu Pon, sesuai dengan weton sang presiden.
Setidaknya dalam periode pertamanya, Jokowi melakukan reshuffle sebanyak dua kali di hari Rabu Pon.
Lalu pada pemerintahannya yang kedua, Jokowi melakukan reshuffle kabinet di Rabu Legi pada 23 Oktober 2019, dan lalu Rabu Pon, 23 Desember 2020.
Kontributor : Armand Ilham