Suara.com - Nama Marie Antoinette mendadak viral di media sosial karena unggahan Erina Gudono menantu Presiden Joko Widodo yang tengah menikmati gaya hidup mewah di Amerika Serikat. Mungkin belum banyak yang tahu fakta Marie Antoinette yang memiliki kisah tragis. Kita kulik yuk!
Tempat dan Tanggal Lahir
Melansir laman Ensiklopedia Britannica, Marie Antoinette lahir pada 2 November 1755 di Wina, Austria adalah seorang ratu Prancis yang namanya selalu dikaitkan dengan runtuhnya kekuasaan monarki. Alasannya, Marie menolak tuntutan reformasi dari rakyat Prancis dan malah mempertahankan gaya hidup mewah serta hedonisme kerajaan. Tragis, ia meninggal di hukum pancung dan pada 16 Oktober 1793 di Paris, Prancis.
Peran di Istana Louis XVI
Baca Juga: 5 Fakta Perjalanan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono ke Amerika, Harga Sewa Private Jet Jadi Sorotan
Tak banyak yang tahu, Marie Antoinette adalah putri ke-11 dari Kaisar Romawi Suci Francis I dan Maria Theresa. Kiprahnya di dunia politik Eropa dilakukan sejak usia muda. Pada usia 14 tahun, ia menikah dengan Dauphin Louis, cucu Raja Louis XV dari Prancis.
Pernikahan ini dilakukan untuk memperkuat aliansi antara Austria dan Prancis, yang saat itu tengah renggang. Dauphin, yang kemudian menjadi Louis XVI, disebut sebagai suami yang lemah dan tidak tegas. Hal ini membuat Marie Antoinette terisolasi dan mencari pelarian di antara lingkaran sosial kerajaan, termasuk princesse de Lamballe.
Para ahli sejarah sering menyebut Marie Antoinette memegang peranan penting dalam perpolitikan Kerajaan Prancis di periode tersebut. Tapi sumber lain mengatakan Marie Antoinette tidak terlalu tertarik pada politik, kecuali untuk mengamankan keuntungan bagi teman-temannya. Pengaruh politiknya tidak pernah melebihi apa yang dulu dimiliki oleh para selir Louis XV.
Salah satu keuntungan yang dimaksud adalah rutin menyelenggarakan pesta mewah dengan hidangan berlimpah, serta mengundang para seniman dan pelaku seni dari luar negeri, yang tentunya membutuhkan biaya besar.
Di sisi lain, revolusi Prancis sedang bergulir, dimulai dari penyerangan penjara Bastille pada 1789.
Baca Juga: Kaesang dan Erina Diduga Plesir ke AS Pakai Jet Pribadi, Habiskan Uang Miliaran?
Revolusi Prancis dan Akhir Monarki
Dampak dari penyerbuan Bastille, Marie Antoinette menyarankan Louis untuk berlindung dengan tentaranya di Metz. Tak lama kemudian, ia muncul di publik untuk menentang upaya Majelis Nasional Revolusioner yang ingin menghapus feodalisme dan membatasi kekuasaan kerajaan. Akibatnya, ia menjadi sasaran utama kemarahan rakyat, yang memunculkan legenda bahwa ketika diberitahu bahwa rakyat tidak memiliki roti, ia dengan dingin berkata, "Biarkan mereka makan kue!" ("Qu’ils mangent de la brioche!").
Seiring dengan meningkatnya ketegangan, Marie Antoinette terlibat dalam berbagai intrik untuk membebaskan keluarga kerajaan dari penahanan mereka di Paris. Namun, semua upaya ini akhirnya gagal, dan pada Juni 1791, rencana pelarian mereka dihentikan di Varennes, yang semakin memperburuk reputasi keluarga kerajaan.
Eksekusi Hukum Pancung
Marie Antoinette menghabiskan sisa hidupnya di penjara-penjara Paris. Setelah suaminya dieksekusi pada Januari 1793, Marie Antoinette dipindahkan ke penjara Conciergerie, tempat dia diadili oleh pengadilan Revolusioner pada 14 Oktober 1793, dan dua hari kemudian, dia dieksekusi dengan guillotine.
Marie Antoinette adalah simbol dari kejatuhan monarki Prancis, seorang ratu yang terjebak dalam pusaran politik dan kekuasaan yang akhirnya membawa keruntuhan dinasti yang telah berkuasa selama berabad-abad. Meski sering disalahkan atas kemunduran moral dan keuangan kerajaan, Marie Antoinette adalah gambaran kompleks dari seorang wanita yang berjuang melawan nasib di tengah gejolak revolusi.