Di sudut lain, instalasi “Radiate a Light” merupakan gagasan visual yang menyimbolkan tata cara ragam tradisi Indonesia dalam berkomunikasi -utamanya dengan leluhur dan Maha Pencipta yang dalam dunia nyata direalisasikan dalam bentuk Pura, Candi, dan lainnya.
iForte juga berkolaborasi dengan seniman media baru Jeffi Manzani untuk mempersembahkan “NOC\\turne”, sebuah instalasi media campuran yang memukau yang menggambarkan proyeksi visual digital berbasis data dengan limbah telekomunikasi industri, termasuk kabel serat optik, tiang telepon, dan kotak kabel. NOC sendiri merupakan singkatan dari Network Operation Center Protelindo dan iForte.
Tak hanya instalasi seni dan budaya, Cultural Fair hadir di setiap lantai, menawarkan pengalaman yang kaya akan budaya dan tradisi. Mulai dari UMKM Festival, Desa Binaan Bakti BCA dan Live Music, pengunjung diajak untuk merasakan kekayaan budaya nusantara dalam berbagai bentuk.
Di UMKM Festival para pengunjung dapat menikmati beragam jajanan tradisional khas Indonesia dari 42 outlet makanan dan minuman, serta 27 outlet yang menawarkan berbagai produk lokal diluar makanan dan minuman, yang tersebar di seluruh area venue dari lantai 3 hingga lantai 7.
Tidak kalah menarik, Desa Binaan Bakti BCA yang berada di lantai 3 juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk melihat langsung hasil karya masyarakat dari desa-desa binaan, mulai dari kerajinan tangan hingga produk-produk inovatif lokal. Hal ini menjadi momen berharga untuk mengenal lebih dekat kreativitas dan usaha masyarakat pedesaan dalam mempertahankan kearifan lokal.
Di sisi lain, suasana semakin semarak dengan penampilan Live Music yang disuguhkan di dua panggung utama, “Sabang” dan “Merauke.” Band-band lokal seperti Jogja Hip Hop Foundation, Irama Pantai Selatan, Manshur Angklung, dan Kamus Band tampil memukau, membawakan musik yang menggabungkan unsur modern dan tradisional.
Apresiasi seni budaya dan rasa bangga serta cinta terhadap warisan budaya juga tercermin dari padu padan busana yang dikenakan oleh para pengunjung yang hadir, mulai dari kain tenun, pakaian adat hingga batik menambah kehangatan dan keunikan suasana di acara ini.
Suasana penuh antusias dan semangat nusantara yang telah terbentuk sejak awal acara, terasa semakin kuat segera saat pertunjukan dimulai. Setiap elemen, mulai dari musik, tari, hingga penceritaan, berhasil membawa penonton dalam sebuah perjalanan budaya yang mengesankan.
Sama seperti hari pertama, pertunjukan Pagelaran Sabang Merauke ‘The Indonesian Broadway’ dibawakan secara spektakuler oleh 325 seniman musik dan tari, tetapi di pertunjukan terakhir, yaitu pertunjukan ke-4, iForte memberikan kejutan penuh haru di momen Alsant Nababan membawakan lagu “Sio Mama” dari Maluku.
Baca Juga: Melihat Sejarah Indonesia Lewat Pagelaran Sabang Merauke Pahlawan Nusantara
Saat lagu yang penuh makna itu mengalun, secara tak terduga ibunda dari Alsant hadir langsung menghampiri panggung untuk memeluk anaknya. Momen penuh haru ini menyentuh hati penonton dan menciptakan kenangan indah yang akan terus diingat dari pagelaran ini.