Belakangan ini warganet terutama di media sosial tengah ramai membahas tentang potensi akan terjadinya bencana besar di Indonesia, yakni potensi terjadinya gempat Megathrust.
Sebagai salah satu pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia, Pulau Jawa menjadi disebut masuk ke dalam daerah yang terkena dampak gempa Megathrust ini.
Daryono, selaku Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG angkat suara melalui postingannya di media sosial X pada Kamis (15/082/2024) yang lalu terkait hebohnya berita mengenai gempa ini.
“Munculnya kembali pembahasan potensi gempa di zona megathrust saat ini bukanlah bentuk peringatan dini yang seolah-olah dalam waktu dekat akan segera terjadi gempa besar, tidak demikian,” tulis Daryono.
Baca Juga: Gempa di Rusia Picu Aktivitas Vulkanik, Gunung Shiveluch Erupsi
Kapan Gempa Megathrust di Indonesia Terjadi?
Pada postingan sebelumnya, Daryono sempat menyinggung tentang potensi terjadinya Megathrust di Indonesia saat dirinya menganalisis gempa besar di Megathrust Nankai Jepang.
Daryono menyebut dua zona Megathrust yang sudah sangat lama tidak mengalami gempa atau dengan kata lain memiliki seismic gap, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi kekuatannya masing-masing M 8,7 dan M 8,9.
Seismic gap sendiri memiliki makna bahwa zona tersebut termasuk zona sumber gempa potensial tetapi belum terjadi gempa besar selama masa puluhan sampai ratusan terakhir.
Berdasarkan data pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, kedua segmen Megathrust yang disebutkan di atas memang sudah sangat lama sejak terakhir kali mengalami gempa, tepatnya lebih dari dua abad yang lalu.
Baca Juga: Peringatan Tsunami Sempat Berbunyi, Gempa 7.0 SR Guncang Lepas Pantai Rusia
“Rilis gempa di kedua segmen Megathrust ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujar Daryono.
Berdasarkan penjelasan Dayono tersebut, memang belum ada waktu yang pasti tentang kapan terjadinya gempa Megathrust di Indonesia tersebut. Namun, ditilik dari pernyataan di atas, sepertinya masyarakat Indonesia diminta untuk bersiap-siap menghadapi bencana yang katanya ‘tinggal menunggu waktu’ tersebut.