Suara.com - Marselino Ferdinan resmi dikontrak Oxford United melalui pengumuman pada Senin (19/8/2024). Klub ini sendiri dimiliki oleh dua pengusaha Indonesia, Anindya Bakrie dan Erick Thohir, yang juga menjabat Ketum PSSI.
Keduanya menjadi pemilik saham mayoritas, setelah pada September 2022 membeli 51 persen saham milik pengusaha Thailand yakni Sumrith Thanakarnjanasuth. Mereka sendiri mulai masuk ke Oxford United sebagai pemilik saham minoritas pada 2021.
Berani merekrut Marselino Ferdinan yang nilai jualnya menurut laman transfermarkt sebesar Rp 5,21 miliar, membuat kekayaan keduanya disorot. Jika diadu, siapa yang lebih unggul antara Erick Thohir dan Anindya Bakrie?
Adu Kekayaan Erick Thohir vs Anindya Bakrie
Melansir dari laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), harta kekayaan milik Erick Thohir mencapai angka Rp2,3 triliun. Dengan jumlah ini, ia menjadi salah satu pejabat terkaya di Indonesia.
Satu kekayaannya berupa aset tanah dan bangunan senilai Rp 419,6 miliar yang tersebar di beberapa daerah. Mulai dari Bogor, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, hingga Depok. Selanjutnya, ada pula aset yang lain.
Erick Thohir tercatat memiliki alat transportasi senilai Rp 2,6 miliar yang salah satunya berupa mobil listrik sebesar Rp 1,6 miliar. Selain itu, ada surat berharga Rp 1,7 triliun serta kas dan setara kas Rp 176,6 miliar.
Menurut laporan itu, Erick juga mempunyai harta bergerak lainnya sebesar Rp 27,9 miliar dan harta lainnya Rp 133,2 miliar. Selanjutnya Erick yang juga menjabat Menteri BUMN pun tercatat memiliki utang sebesar Rp178,8 miliar.
Sementara itu, tidak diketahui pasti berapa kekayaan Anindya Bakrie. Namun, keluarga Bakrie ditempatkan sebagai konglomerat terkaya versi majalah Forbes pada 2007 dengan harta sebesar USD 4 miliar atau sekitar Rp 77 triliun.
Anindya Bakrie sendiri merupakan Presiden Direktur atau CEO dari perusahaan yang didirikan kakeknya sejak 1942. Lebih dari 80 tahun berlalu, tempat ini semakin berkembang dan telah memiliki 8 lini bisnis.
Bisnis itu awalnya hanya mencakup bidang energi, tambang, dan infrastruktur. Namun, saat ini meluas sampai ke ranah properti, perkebunan, media dan teknologi, hingga olahraga. Lalu, bisnis terbaru yang mengarah ke energi terbarukan.
Bisnis baru itu dijalankan melalui VKTR dan Bakrie Power yang juga sudah turun ke pasar saham. Pada tahun 2019, perusahaan milik Bakrie meraih laba sebesar Rp852,96 miliar. Lalu, pada 2020, mereka rugi hingga Rp929,47 miliar.
Mereka kembali untung di tahun 2021 sebesar Rp63,68 miliar dan tahun 2022 Rp266,13 miliar. Di sisi lain, Anindya Bakrie juga menjabat Ketua Dewan Pengawas di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) untuk periode tahun 2021-2025.
Ia juga menjadi Ketua APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia yang didirikan oleh APEC untuk mendorong kerja sama ekonomi regional. Anindya pun turut menjabat Ketua Umum Federasi Akuatik Indonesia (PRSI).
Kontributor : Xandra Junia Indriasti