Mengenal Apa Itu Subak, Cerminkan Hubungan Harmonis Antara Manusia, Alam, dan Tuhan

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 20 Agustus 2024 | 12:33 WIB
Mengenal Apa Itu Subak, Cerminkan Hubungan Harmonis Antara Manusia, Alam, dan Tuhan
Ilustrasi Subak di Bali. (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia Bertutur 2024 hadir dengan tema "Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama". Filosofi Subak yang diusung oleh mega festival ini sarat akan makna keseimbangan hubungan antara manusia dengan pencipta, sesama, dan alam. Lalu, apa itu subak?

Menurut Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, pemilihan Subak sebagai tema dalam mega festival yang berlangsung sejak tanggal 7 - 18 Agustus 2024 ini memiliki alasan yang sangat kuat.

"Soal Subak ini kita angkat karena ingin sekali karya yang diekspresikan (menggambarkan) soal harmoni terhadap alam," kata Mahendra saat ditemui di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali.

Sebagian besar orang mengenal subak sebagai sistem irigasi pertanian di Bali. Namun, subak lebih dari sekadar sistem irigasi. Ini merupakan sebuah filosofi hidup yang mendalam, yang mencerminkan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.

Baca Juga: Healing ke Bali Usai Cerai, Inge Anugrah Temukan Kebahagiaan Baru

Secara sederhana, subak adalah sebuah organisasi tradisional para petani di Bali yang memiliki tujuan utama untuk berbagi tanggung jawab dalam pengelolaan irigasi air dan pola tanam padi di sawah. Sistem ini melibatkan pembagian air secara adil dan merata di antara para petani melalui jaringan saluran irigasi yang kompleks.  

Namun, esensi subak jauh lebih dalam. Ini adalah sebuah sistem sosial-budaya yang unik, di mana pertanian menjadi bagian integral dari kehidupan spiritual masyarakat Bali. Konsep Tri Hita Karana—keharmonisan antara manusia, Tuhan, dan alam—merupakan dasar dari filosofi subak.

  • Parhyangan (hubungan manusia dengan Tuhan): Terwujud dalam upacara-upacara keagamaan yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas hasil panen dan permohonan perlindungan dari alam.
  • Pawongan (hubungan manusia dengan manusia): Ditunjukkan dalam semangat gotong royong dan kerjasama dalam mengelola sistem irigasi.
  • Palemahan (hubungan manusia dengan alam): Terlihat dalam pengelolaan sumber daya air secara bijaksana dan berkelanjutan, serta penghormatan terhadap alam sebagai sumber kehidupan.

Warisan Budaya Dunia

Sistem subak telah terbukti mampu menjaga kelestarian lingkungan dan memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat Bali selama berabad-abad. Selain itu, subak juga merupakan warisan budaya yang tak ternilai, yang mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai spiritual yang mendalam.

Karena keunikan dan nilainya, subak telah diakui oleh dunia. UNESCO bahkan telah menetapkan subak sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2012. Itu artinya, UNESCO mengakui pentingnya sistem ini dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan sosial.

Baca Juga: Gunakan REC PLN, Museum Subak di Tabanan, Bali, Jadi Pionir Pengguna Energi Bersih di Indonesia

Subak lebih dari sekadar teknik pertanian. Ini adalah sebuah warisan budaya yang berharga, bukti nyata bahwa manusia dapat hidup harmonis dengan alam tanpa mengorbankan kebutuhan ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI