Tompi Ikut Soroti Senioritas di Kedokteran: 'Budaya Lama' yang Harus Diubah!

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Sabtu, 17 Agustus 2024 | 16:43 WIB
Tompi Ikut Soroti Senioritas di Kedokteran:  'Budaya Lama' yang Harus Diubah!
Dokter Tompi ditemui di kliniknya kawasan Bintaro, Tangerang Selatan pada Senin (22/7/2024). [Rena Pangesti/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter sekaligus musisi Tompi ikut buka suara mengenai fenomena senioritas di dunia kedokteran yang viral belakangan. 

Sebagai dokter, ia juga resah karena dokter atau tenaga kesehatan yang terbilang masih baru tak leluasa menyampaikan kritik karena adanya senioritas.

"Seberapa banyak sih nakes junior yang berani menyampaikan kritik/ketidaksetujuan akan sesuatu yang berlangsung di RS-dunia praktek kedokteran?," tulis Tompi lewat akun X pribadinya @dr_tompi, Sabtu (17/8/2024). 

Pun ketika berani bersuara, ada sederet dampak buruk yang bisa terjadi, seperti dikucilkan atau di-bully.

Baca Juga: Alasan Pilu dr Aulia Risma Lestari Tak Bisa Mundur dari PPDS Anestesi Undip Meski Sakit

"Kalo pun berani menegur bunyinya akan penuh dengan. Izin menyampaikan, atau maaf kalau bisa..'. Kenapa jadi takut? Karena begitu ada yang berani bunyi dianggap keras kepala, dosanya diungkit-ungkit dan jadi terkucilkan," terangnya.

Baginya, budaya senioritas ini harus segera diubah, bukan kemudian dianggap 'biasa' dan dijadikan pembenaran secara turun temurun.

"Bukan berarti karena banyak yang sudah lulus dan lolos dengan perlakuan sama lantas dianggap hal buruk itu jadi baik-baik saja. Pembiaran dan harap maklum ini yang harus DIUBAH," tegasnya.

Tompi paham bahwa masih banyak lingkungan pendidikan kedokteran yang sehat tanpa adanya senioritas. 
Namun sayangnya, oknum yang menerapkan senioritas ini jumlahnya masih sangat banyak.

"Memang ini oknum kok, tapi lumayan banyak dan ada di hampir setiap sudut. Pun demikian, yang baik dan suportif juga ada loh. Hanya saja sering gak bisa berbuat banyak untuk menghapus 'budaya lama'," tandasnya. 

Baca Juga: Cerita-cerita Korban Bullying Senior di Fakultas Kedokteran: Ditempeleng, Digebukin, Diludahin, Dimaki

Sebagai informasi, belum lama ini dunia kedokteran tengah berduka karena kasus kematian dokter yang merupakan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip). 

Dokter tersebut diduga mengakhiri hidupnya sendiri karena tak kuat menjadi korban perundungan dan pelecehan verbal selama mengikuti PPDS. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI