Cut Intan Jadi Korban Kekerasan Suami, Apa Hukuman untuk Pelaku KDRT?

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:21 WIB
Cut Intan Jadi Korban Kekerasan Suami, Apa Hukuman untuk Pelaku KDRT?
Cut Intan Nabila dan Hukuman untuk Pelaku KDRT (Kolase Instagram/@cut_intannabila)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Publik sedang digemparkan dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menimpa selebgram cantik Cut Intan Nabila. Tindak KDRT itu terekam kamera CCTV dan diunggah oleh korban melalui akun Instagram pribadinya @cut.intannabila, pada Selasa (13/8/2024). Hukuman untuk pelaku KDRT pun akan dibahas dalam ulasan berikut.

Suara.com - Selebgram asal Aceh itu diduga dianiaya suaminya yang bernama Armor Toreador (AT). Dalam video yang viral, diketahui AT melakukan tindakan kekerasan fisik secara brutal terhadap Intan. Tak hanya sekali, Intan mengaku sudah puluhan kali dianiaya oleh suaminya dalam kurun waktu 5 tahun berumah tangga.

Selain melakukan kekerasan, AT juga diduga berselingkuh dari istrinya. Cut Intan sendiri mengaku sudah tidak tahan dengan perilaku suaminya, sehingga ia memutuskan untuk mengunggah video tersebut. Setelah video penganiayaan itu viral di media sosial, AT sempat kabur. Akan tetapi tak berselang lama, polisi berhasil menangkap pelaku di sebuah hotel di Jakarta Selatan pada hari Selasa (13/8/2024) malam.

Hukuman untuk Pelaku KDRT

Pemerintah Indonesia sudah mengatur hukuman pidana bagi pelaku KDRT dengan tujuan memberikan rasa aman terhadap korban. Hukuman untuk pelaku KDRT diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (PKDRT).

Sesuai undang-undang itu, yang dimaksud dengan KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga yaitu segala perbuatan yang berakibat kesengsaraan untuk korbannya. Tak sampai di situ, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT juga menerangkan tentang apa saja bentuk perlindungan yang dapat diterima korban yang melapor.

Menurut undang-undang tersebut, KDRT merupakan segala perbuatan buruk terhadap seseorang, terutama perempuan, yang bisa menimbulkan kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga.

KDRT juga termasuk tindakan ancaman untuk melakukan pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan yang melawan hukum di dalam lingkup rumah tangga. Adapun lingkup rumah tangga yang dimaksud dalam pasal 2 adalah suami, istri, anak, orang yang mempunyai hubungan darah,  persusuan, pengasuhan, perkawinan, dan perwalian, serta seseorang yang bekerja di dalam rumah tangga tersebut.

Sedangkan, lamanya hukuman KDRT penjara dibedakan sesuai jenis kekerasan yang dilakukan. Misalnya kekerasan fisik, psikis, seksual, ataupun penelantaran rumah tangga. Berikut adalah uraian lengkap tentang ketentuan pidana KDRT yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang PKDRT Bab VIII.

Baca Juga: Tindak KDRT Bikin Cut Intan Nabila dan Anak Trauma, Armor Toreador Dijerat Pasal Berlapis

1. Hukuman KDRT Fisik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI