Suara.com - Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, beragam kisah dan sejarah tentang Tanah Air mencuat kembali. Salah satunya adalah mengenai bendera pusaka Merah Putih yang dijahit Fatmawati.
Seperti yang telah tertulis di beragam buku sejarah, sosok penjahit bendera pusaka Merah Putih yang pertama adalah istri Soekarno sendiri yaitu Fatmawati.
Sang anak, Megawati Soekarnoputri membeberkan cerita yang ia dapat mengenai kisah susah payah ibunya menjahit bendera pusaka.
Dalam cerita Megawati di kanal Youtube Bu Mega Bercerita yang dilansir Suara.com pada Rabu (14/8/2024), Fatmawati mengaku menjahit bendera Merah Putih atas perintah sang suami padahal belum banyak yang tahu mengenai kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Megawati: Sarawak, Sabah Itu Seharusnya Masuk Kita
"Ibu saya ketika saya tanya kenapa kok ibu berani membuat bendera pusaka? (Jawabannya) 'Karena yang nyuruh bapakmu'," kata Megawati menirukan cerita ibunya.
Megawati kecil pun bertanya lagi pada sang ibu, kenapa warnanya hanya dua yakni Merah dan Putih.
"Karena itu nantinya akan menjadi bendera kita kalau sudah merdeka," jawab Fatmawati kepada Mega.
Ternyata, ada jerih payah tersendiri bagi Fatmawati ketika mendapat mandat membuat bendera pusaka. Kala itu, Fatmawati sedang mengandung kakak Megawati yaitu Guntur Soekarnoputra. Karena kondisinya yang sedang mengandung itu, Fatmawati dilarang dokter melakukan aktivitas berat termasuk menjahit dengan mesin yang menggunakan kaki.
"Ini beliau sedang hamil kakak saya jadi oleh dokter memang tidak diizinkan memakai dulu mesin jahit itu pakai kaki, itu tidak diizinkan tapi disuruh pakai yang di tangan ada rodanya," jelas Megawati.
Selain dalam kondisi mengandung, ternyata Fatmawati juga menemukan kesulitan lainnya ketika menjahit bendera pusaka. Saat itu, bahan kain berwarna merah termasuk langka, sehingga istri proklamator itu cukum merasa kesulitan.
"Kalau Ibu Fat bilangnya begini, kan (warnanya) merah putih ternyata kalau putihnya mudah, merahnya yang sulit. Bahan warna merah. Untung ada pengusaha yang sudah simpati pada Indonesia jadi dia lah yang membantu ibu saya mencari bahan merahnya sehingga bisa berhasil menjahit bendera yang nantinya akan dikibarkan saat proklamasi 17 Agustus 1945," ungkap Megawati Soekarnoputri.