Tradisi Penuh Makna, Apa Saja Tahapan Acara 7 Bulanan?

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 13 Agustus 2024 | 17:39 WIB
Tradisi Penuh Makna, Apa Saja Tahapan Acara 7 Bulanan?
Tahapan Acara 7 Bulanan (instagram erina gudono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Acara 7 bulanan atau mitoni merupakan tradisi adat Jawa yang sarat akan makna dan simbolisme. Upacara ini digelar saat seorang ibu hamil memasuki usia kandungan 7 bulan. Momen ini dianggap sebagai tonggak penting dalam perjalanan kehamilan dan menjadi sarana untuk memohon keselamatan dan kelancaran proses persalinan. Lalu, apa saja tahapan acara 7 bulanan?

Menantu Presiden Joko Widodo, Erina Gudono baru saja melaksanakan upacara 7 bulanan tersebut. Dalam adat Jawa, perlengkapan mitoni itu antara lain kain batik berjumlah tujuh kain, kemben, air sumur dari tujuh sumber, cengkir gading, benang lawe atau janur kuning, buah jambe muda, telur ayam kampung, clorot, jajan pasar, pisang raja, plowijo, polo pendhem, dan tumpeng robyong yang terdiri dari nasi putih, lauk pauk, dan sayuran.

Tahapan acara 7 bulanan

Setelah perlengkapan tersedia, ibu dan keluarga akan melaksanakan tahapan acara 7 bulanan yang terdiri atas sebagai berikut ini:

Baca Juga: Penampakan Isi Souvenir Tasyakuran 7 Bulan Kehamilan Erina Gudono, Bentuknya Lucu

1. Sungkeman

Pelaksanaan sungkeman dimulai dari ibu calon bayi. Sebagai contoh Erina Gudono, istri Kaesang Pangarep yang baru saja melaksanakan tradisi mitoni ini. Erina akan sungkem kepada Kaesang sebagai calon ayah. Setelah itu dilanjutkan sungkem kepada kedua orang tua kandung dan mertua yang akan menjadi kakek dan nenek dari calon bayi.

2. Siraman

Setelah sungkeman, dilaksanakan upacara siraman. Si ibu hamil diguyur air bunga setaman oleh pemimpin upacara dan juga para sesepuh. Bunga setaman terdiri dari bunga tujuh warna yang kemudian dimasukkan ke dalam wadah, biasanya kendi. Air yang digunakan dikumpulkan dari tujuh sumber seperti yang dijelaskan dalam persiapan melaksanakan mitoni.

3. Pecah telur dan kendi

Baca Juga: Gelar Tujuh Bulanan di Istana Kepresidenan Bogor, Potret Glamour Erina Gudono Berkebaya Curi Atensi

Ibu hamil akan memecahkan telur dan kendi berisi air yang baru saja digunakan untuk mandi. Telur yang mulanya diletakkan di perut ibu akan ditempelkan ke dahi ibu oleh calon ayah. Telur kemudian dilepas dan akan menggelinding ke lantai. Jika telur pecah, itu menandakan proses persalinan akan berjalan lancar. Begitu pula ketika calon ayah memecahkan kendi, jika semuanya pecah berkeping-keping, proses kelahiran bayi akan berjalan lancar.

4. Memutus janur

Setelah memecah telur dan kendi, calon ayah akan memutus janur yang dililitkan ke ibu selama proses siraman. Ini menandakan sang ayah akan berada di sisi ibu saat bayinya dilahirkan. Ini juga menyimbolkan proses kelahiran berjalan lancar, ari-ari keluar dengan aman, bayi dan ibu juga dalam keadaan sehat setelah proses persalinan.

5. Brojolan dan memecahkan kelapa

Dalam tradisi mitoni harus disiapkan kelapa cengkir gading. Cengkir gading nanti akan digunakan untuk upacara brojolan dan memecahkan kelapa. Ibu akan menggunakan kain dan meluncurkan kelapa dari atas perutnya sampai jatuh ke tanah. Setelah itu, sang calon ayah akan memecahkan kelapa tersebut. Sebelumnya bagian permukaan kelapa akan digambar tokoh wayang Kamajaya dan Kamaratih. Jika yang terbelah saat adat memecahkan kelapa adalah Kamajaya, maka bayi yang akan lahir dipercaya bayi laki-laki.

6. Ganti busana

Selesai upacara brojolan dan memecahkan kelapa, si ibu akan ganti busana. Ibu akan memakai tujuh kain terdiri dari tujuh motif seperti yang dijelaskan di atas. Motif-motif tersebut menandakan tujuh kebaikan seperti kebahagiaan, kemuliaan, kesederhanaan, kesejahteraan, dan lain sebagainya akan diterima si anak selama hidupnya.

7. Jualan

Selanjutnya, si calon ibu dan ayah akan melakukan jualan jajan pasar, pisang raja, dan polowijo yang sudah disiapkan seperti tersebut di atas. Ini merupakan simbol bahwa ayah dan ibu akan mendukung anaknya sampai bisa mandiri. Orang-orang di sekitarnya yang membeli jualan mereka menyimbolkan si anak juga akan mendapatkan dukungan dari alam semesta.

8. Potong tumpeng dan doa bersama

Acara mitoni atau upacara 7 bulanan ditutup dengan potong tumpeng dan doa bersama. Puncak acara ini sebagai simbol rasa syukur atas kelahiran bayi. Rasa syukur ini dinikmati bersama warga sekitar yang juga sebagai simbol permohonan bahwa si anak nantinya dapat hidup bersama dan menjadi bagian masyarakat yang berbudaya luhur.

Demikian itu tahapan acara 7 bulanan.

Kontributor : Mutaya Saroh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI