Menohok, Pandji Pragiwaksono Bandingkan Adab Jokowi dengan Megawati dan Ridwan Kamil

Ruth Meliana Suara.Com
Selasa, 13 Agustus 2024 | 09:45 WIB
Menohok, Pandji Pragiwaksono Bandingkan Adab Jokowi dengan Megawati dan Ridwan Kamil
Pandji Pragiwaksono dalam podcast Akbar Faisal Uncensored (YouTube/Akbar Faisal Uncensored)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandji Pragiwaksono kembali mengkritik keras praktik dinasti politik yang diduga dilakukan oleh keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tak sampai di situ, Pandji bahkan membandingkan adab Presiden Jokowi dengan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Kritikan sang komika ini diutarakan saat menjadi bintang tamu dalam podcast Akbar Faisal Uncensored. Pandji menyoroti dinasti politik keluarga Jokowi yang dinilai memang benar bisa dilakukan, tetapi hal itu belum tentu baik.

"Di Indonesia kita kan kenal baik dan benar. Ini kan dua hal terpisah, yang baik belum tentu benar dan sebaliknya. Ilustrasinya adalah misalnya kita lagi bawa mobil di perempatan, lampu kita hijau," tutur Pandji dalam podcast seperti dikutip Suara.com, Selasa (13/8/2024).

"Di perempatan itu harusnya kita maju. Tapi kita lihat ada orang menyeberang. Lampunya hijau tapi kita berhenti karena mau ngasih orang buat lewat. Apakah itu baik? Baik. Kita lagi ngasih lewat orang. Apakah itu benar? Tidak. Karena aturannya mengharuskan kita maju. Jadi kita bisa baik tapi gak bener. Tapi pada saat bersamaan, kita juga bisa benar, tapi tidak baik," sambungnya.

Baca Juga: Majunya Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta Picu Pro-Kontra dari The Jakmania: RK Persib Banget!

Keluarga besar Presiden Jokowi merayakan Idul Fitri di kota yang berbeda-beda. (Dok. Tim Dokumentasi Kaesang - Erina)
Keluarga besar Presiden Jokowi merayakan Idul Fitri di kota yang berbeda-beda. (Dok. Tim Dokumentasi Kaesang - Erina)

Pria yang kini tinggal di New York ini menegaskan bahwa setiap orang memang memiliki hak terjun ke dunia politik. Namun, hal itu tidak lantas membuat keputusan seseorang maju ke politik sebagai tindakan yang baik.

"Menurut saya, boleh-boleh saja siapapun (untuk terjun ke dunia politik). Itu merupakan hak mereka. Benar secara aturan, tetapi kan pertanyaan besarnya adalah apakah itu baik atau tidak? Nah supaya saya tidak berbicara sendiri dan mengawang-ngawang, saya sih pakai contoh saja," tutur Pandji.

Pandji pun mencontohkan sikap Ridwan Kamil yang berusaha mencegah terjadinya dinasti politik dalam keluarganya. Hal ini terbukti saat istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya ditawarkan untuk maju sebagai Wali Kota Bandung di Pilkada 2024.

Ridwan Kamil dan istri, Atalia Praratya (Instagram/ataliapr)
Ridwan Kamil dan istri, Atalia Praratya (Instagram/ataliapr)

"Saya berdiskusi dengan Ridwan Kamil. Beliau cerita istrinya sebenarnya ditawarkan untuk menjadi Wali Kota Bandung. Dan tinggi elektabilitasnya, pendidikannya oke, malah pendidikannya lebih sesuai dari kandidat lain," ucapnya.

"Tapi terus istrinya bertanya kepada Kang Emil, 'Gimana menurut kamu kalau saya maju jadi wali kota?' Kang Emil bilang, 'Jangan'. Karena memang benar mungkin secara aturan, tetapi tidak baik," beber Pandji.

Baca Juga: Desak Cabut PP Alat Kontrasepsi Pelajar, Legislator PKS ke Jokowi: Jangan Buka Ruang Generasi Muda Berzina!

Selain Ridwan Kamil, Pandji juga membandingkan adab berpolitik Jokowi dengan Megawati yang sangat bertolak belakang.

Megawati Soekarnoputri dan kedua anaknya (Instagram/puanmaharaniri)
Megawati Soekarnoputri dan kedua anaknya (Instagram/puanmaharaniri)

"Kita sudah tahu dari zaman dulu bahwa negara ini dimiliki segelintir orang. Tapi dulu bang, orang itu sembunyi-sembunyi," ucap Pandji.

"Dulu itu, izin ya bang, yang ibu Megawati katakan di depan umum itu kan sembunyi-sembunyi, 'Aku pokoknya mau punya 7 menteri, emoh kalau kurang dari itu'. Biasa kan sembunyi-sembunyi bang. Kok bisa sih terbuka?" tandas Pandji Pragiwaksono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI