Suara.com - Setiap 17 Agustus, bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan dengan penuh khidmad yang simbolnya selalu di Istana Merdeka. Detik-detik proklamasi di Istana Merdeka sudah jadi tradisi dan sejarah sejak era Presiden Soekarno.
Dilansir dari berbagai sumber, Istana Merdeka yang berdiri megah di Jalan Medan Merdeka Utara telah menjadi tempat penyelenggaraan upacara 17 Agustus sejak pertama kali digelar tahun 1950, setelah kembalinya Soekarno dari pengasingan.
Upacara pertama itu menjadi simbol kembalinya kedaulatan Indonesia setelah pengakuan dari Belanda melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949.
Tahun 1963, Soekarno memindahkan lokasi upacara dari Istana Merdeka ke Stadion Gelora Bung Karno untuk memperkenalkan stadion baru tersebut kepada dunia. Kini, sejarah kembali terukir dengan rencana perpindahan upacara ke IKN yang juga akan menjadi pusat pemerintahan masa depan.
Dalam catatan sejarah, sejak 1950, para presiden hampir tidak pernah berpindah tempat untuk menggelar upacara 17 Agustus. Terkecuali dilakukan Soekarno saat mengenalkan Stadion kebanggaan Indonesia saat ini.
Sejak digagas oleh Soekarno, Presiden Soeharto, Habiebie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Jokowi, terus menggelar upacara 17 Agustus di Istana Merdeka.
Mereka hanya mengganti bendera pusaka dengan replikanya. Tujuannya agar bendera merah putih yang asli dijahit oleh Fatmawati tidak rusak.
Upacara di IKN
Pada 17 Agustus 2014 ini, upacara detik-detik proklamasi kemerdekaan RI akan dilakukan di IKN dengan waktu pelaksanaan mengikuti waktu Indonesia Barat (WIB). Presiden Jokowi akan bertindak sebagai inspektur upacara.
Sementara itu di Jakarta, Wapres Maruf Amin bakal memimpin upacara 17 Agustus 2024 di Istana Merdeka. Tahun ini, upacara HUT RI ke 79 dilakukan di dua tempat yaitu IKN dan Jakarta.