Suara.com - Fashion designer, Sonny Muchlison Masich membandingkan penampilan Aaliyah Massaid dan Fujianti Utami Putri alias Fuji. Ia mengungkap jika gaya berpakaian Aaliyah lebih enak dipandang ketimbang Fuji.
Hal itu dikarenakan Aaliyah dianggap pandai memilih outfit yang sesuai dengan tubuhnya. Meski begitu, Sonny mengatakan Fuji bisa terlihat lebih menarik daripada Aaliyah jika dirinya mengerti cara berpakaian yang baik.
"Aaliyah memakai apapun tampak lebih enak dipandang ketimbang Fuji yang mungil. Tetapi kalau seorang Fuji mengerti memahami cara berpakaian dengan baik, maka dia tampak lebih menarik dibanding dengan Aaliyah," ujar Sonny Muchlison mengutip kanal YouTube STARPRO Indonesia, Sabtu (10/8/2024).
Pernyataan itu lantas membuat sosok Sonny Muchlison disorot. Ia adalah seorang fashion designer sekaligus kritikus mode yang sudah punya banyak jam terbang. Adapun berikut informasi tentangnya yang telah terangkum.
Baca Juga: Profil Mentereng Sonny Muchlison: Desainer Blak-blakan Bandingkan Gaya Fuji vs Aaliyah Massaid
Siapa Sonny Muchlison?
Sonny Muchlison adalah sosok di dunia industri fesyen Indonesia yang tidak perlu diragukan lagi. Ia juga aktif sebagai kritikus mode serta dosen di Fakultas Seni Rupa & Desain Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Meski begitu, cita-cita Sonny sejak kecil bukanlah menjadi seorang desainer, melainkan pelukis. Pada akhir 2017 silam, ia pun menceritakan kisahnya hingga bisa menjadi seorang kritikus mode dan desainer.
"Sebenernya, awalnya (pengen jadi pelukis) karena saya anak tunggal terus kalau pulang sekolah enggak dibolehin kemana-kemana, jadi saya kerjaanya coret-coret sampai diomelin guru," cerita Sonny saat itu.
Dari sana, Sonny pun berkeinginan menjadi seorang pelukis yang kemudian diutarakan kepada kedua orang tuanya. Ia lantas ditantang harus bisa meraih juara kelas jika tetap ingin menggeluti dunia seni rupa.
Baca Juga: OOTD Aaliyah Massaid di Santorini Tembus Puluhan Juta, Padahal Habis Diejek Tak Berduit
Tantangan dari ayah-ibundanya itu diterima dan Sonny berhasil menjadi juara kelas bahkan hingga bangku SMA. Sesuai kesepakatan, orang tuanya pun membebaskannya untuk belajar seni rupa.
"Karena saya selalu mendapatkan nilai bagus, akhirnya saya dibebaskan untuk sekolah dengan jurusan seni rupa, semester pertama dan kedua masih berkeinginan menjadi seorang pelukis," ungkap Sonny.
Di sisi lain, Sonny saat masih duduk di bangku kelas 8 SMP sempat menjadi tukang gambar yang diberi honor Rp 30 ribu per karya. Adapun keinginannya menjadi pelukis sirna usai ia bertemu desainer Hari Darsono.
Hari Darsono mengajak Sonny untuk mendesain batik hingga mulai muncul keinginannya untuk menjadi desainer. Setelah itu, ia memutuskan belajar lebih banyak soal desain hingga jenjang perguruan tinggi.
Sonny berhasil lulus dari jurusan Desain Tekstil pada tahun 1988-1989. Setelahnya, ia sempat mengikuti Lompa Perancang Mode (LPM). Meski kalah, ia mengaku senang karena dapat menjadi jurnalis fesyen.
"Walaupun enggak menang, tapi saya berkesempatan untuk menjadi seorang fashion jurnalis, yang bekerja meliput fashion tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar Indonesia, mulai dari London, Milan dan Paris serta New York," beber Sonny.
Sonny kemudian turut menjadi kritikus mode yang seringkali menerima caci maki dari banyak orang. Sebagai desainer, karya-karyanya banyak dipakai wanita Indonesia. Apalagi rancangannya memang kental dengan budaya negeri ini.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti