Hasil Riset Sebut Indonesia Adalah Negara Paling Religius di ASEAN, Apa Indikatornya?

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 09 Agustus 2024 | 17:35 WIB
Hasil Riset Sebut Indonesia Adalah Negara Paling Religius di ASEAN, Apa Indikatornya?
Ilustrasi Indonesia Adalah Negara Paling Religius di ASEAN (freepik.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) baru-baru ini merilis data riset terkait terbaru terkait perubahan sikap dan perilaku masyarakat berkeluarga di regional ASEAN, yang meiputi negara Thailand, Indonesia, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Singapura. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara paling religius di ASEAN dengan persentase tertinggi (84 persen).

Klaim bahwa Indonesia sebagai negara paling religius di ASEAN memang seringkali muncul dalam berbagai diskusi dan penelitian. Diduga, beberapa faktor yang mungkin menjadi alasan mengapa Indonesia sering disebut sebagai negara religius, misalnya karena mayoritas penduduk yang beragama, serta begitu berpengaruhnya peran agama dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, tak hanya menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, agama juga seringkali menjadi isu sentral dalam politik di Indonesia, baik dalam konteks pemilihan umum maupun kebijakan pemerintah.

HILL ASEAN, melalui penelitian yang dilakukan secara komprehensif meliputi survei kuantitatif serta survei dengan melakukan kunjungan ke rumah-rumah di 6 negara ASEAN, menunjukkan beberapa indikator mengapa Indonesia mendapat predikat sebagai negara paling religius.

Menurut Devi Attamimi selaku Institute Director HILL ASEAN dan Direktur Hakuhodo International Indonesia, hasil riset ini menunjukkan bahwa selama satu dekade terakhir, keluarga di ASEAN terus memprioritaskan keluarga sebagai fondasi utama. Mereka mengadopsi nilai-nilai baru dari informasi dan perspektif global, sembari memperkuat nilai-nilai tradisional yang khas ASEAN, terutama Indonesia.

Sedangkan menurut Irfan Ramli, Chairman of Hakuhodo International Indonesia, dalam penelitian ini ditemukan bahwa keluarga Indonesia dikenal sebagai 'The Devoted Weaver', di mana mereka menekankan keseimbangan antara aspek modern dan keyakinan tradisional. Berdedikasi kepada agama atau keyakinan dan kepada generasi serta keluarga.

Orang tua memegang peran kunci dalam kehidupan keluarga, memberikan kebebasan bagi anggota keluarga untuk membentuk gaya hidup dan pandangan hidup mereka. Penelitian HILL ASEAN mengindikasikan bahwa keluarga-keluarga di ASEAN terus berpegang pada nilai-nilai tradisional sambil mengadopsi nilai-nilai baru, menciptakan struktur keluarga yang tangguh dan adaptif yang mampu menghadapi kompleksitas kehidupan modern sambil tetap setia pada akar budaya mereka.

Baca Juga: Kritik Hafalan Alquran, Indah G Akui Tumbuh dengan Kebencian kepada Orang Religius

Di Indonesia khususnya, orangtua menerapkan "experimental syncretic parenting" atau gaya pengasuhan modern dan progresif. Mereka menciptakan gaya pengasuhan sendiri, namun tetap menjunjung tinggi tradisi serta kepercayaan religius.

Agama telah menjadi prinsip-prinsip panduan mereka, mempengaruhi keputusan mereka untuk membangun sebuah keluarga dan bagaimana mereka mendidik anak-anak mereka. Untuk gaya pengasuhan anak, mereka sekarang terbuka untuk mengajarkan nilai-nilai baru kepada generasi berikutnya di samping agama dan nilai-nilai yang sudah ada. Dengan gaya pengasuhan yang progresif seperti itu, mereka mengharapkan anak-anak mereka tidak hanya mematuhi agama tetapi juga untuk menghayati kebajikan dan nilai-nilai moral yang terkait dengan iman mereka.

Hakuhodo International Indonesia dan Hakuhodo di seluruh dunia beroperasi berdasarkan filosofi 'sei-katsu-sha'. Irfan menegaskan bahwa sebagai pemimpin industri, Hakuhodo menyadari pentingnya dinamika keluarga sebagai fondasi kuat dalam membentuk karakter, kepribadian, dan pengambilan keputusan individu.

"HILL ASEAN percaya bahwa konsumen ASEAN menunjukkan fleksibilitas tinggi dalam merekonstruksi nilai, menilai ulang nilai-nilai tradisional sambil merangkul konsep-konsep baru. Keluarga Indonesia berkomitmen pada agama, generasi masa depan, dan keluarga, dengan memprediksi bahwa tren penggabungan nilai-nilai baru dan tradisional dalam keluarga ASEAN akan terus berlanjut," tutup Irfan.

Baca Juga: Sabda Ahessa Mendadak Religius Usai Kontroversinya Rampung dengan Wulan Guritno: Ini Adalah Anugerah..

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI