Suara.com - Disleksia merupakan kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan belajar yang menyebabkan masalah pada proses menulis, mengeja, dan membaca. Anak-anak dengan disleksia sering kali mengalami kesulitan dalam membaca, berhitung, dan membedakan huruf.
Faktor kognitif adalah salah satu penyebab utama disleksia, tetapi anak dengan disleksia bukan berarti anak yang bodoh atau malas. Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi dalam mengembangkan potensi, minat, dan bakat anak yang mengalami gangguan disleksia.
Bagaimana cara mengenali tanda-tanda disleksia pada anak?
Cara mengenali tanda-tanda disleksia pada anak dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa gejala yang umum muncul. Berikut adalah beberapa ciri-ciri disleksia pada anak berdasarkan usianya:
Pada Balita (Usia 1-3 Tahun)
- Perkembangan Bicara yang Lambat
Anak mengalami perkembangan bicara yang lebih lambat dibandingkan anak-anak seusianya.
- Terbolak-Balik Mengucapkan Kata
Sering terbolak-balik menyebutkan sebuah kata, seperti "ibu" menjadi "ubi".
- Sulit Mengungkapkan Maksud
Sulit untuk memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan maksud dan sulit menyusun kata dengan benar.
- Kurang Memahami Kata Berima
Sulit memahami kata-kata berima, seperti "putri menari sendiri".
Pada Usia Sekolah (Usia 4-12 Tahun)
- Sulit Mengingat Urutan
Sulit mengingat urutan sesuatu, seperti urutan abjad atau nama hari.
- Butuh Waktu Lama Mempelajari Nama dan Bunyi Abjad
- Sulit Menemukan Persamaan atau Perbedaan pada Abjad.
- Sulit Mengucapkan Kata Baru
Sulit mengucapkan kata yang baru dikenal.
- Sulit Mengeja
Sering salah atau terlalu lamban saat membaca, karena melihat huruf atau angka terbolak-balik.
- Kesulitan Memproses dan Memahami Apa Apa yang Didengarnya.
- Lamban Juga dalam Menulis.
Cara mengatasi disleksia pada anak melibatkan beberapa strategi yang dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan mengeja. Berikut adalah beberapa cara yang efektif:
1. Membaca dengan Suara Keras
Membaca dengan suara keras di hadapan anak dapat membantu mereka memahami fonem dan membaca dengan lebih baik. Langkah ini lebih efektif bila dilakukan pada anak usia 6 bulan atau kurang.
2. Membuat Suasana Membaca Menyenangkan
Membuat suasana membaca menjadi menyenangkan dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca cerita bersama-sama dan membuat kegiatan belajar lebih interaktif.
3. Bekerja Sama dengan Guru
Bekerja sama dengan guru di sekolah sangat penting. Diskusikan kondisi anak dengan gurunya dan cari cara yang paling tepat untuk membantu anak agar berhasil dalam pelajaran. Rutinlah berkomunikasi dengan guru agar Anda mengetahui perkembangan anak di sekolah.
4. Mengidentifikasi Gaya Belajar yang Sesuai
Mengidentifikasi gaya belajar yang sesuai untuk anak dapat membantu meningkatkan kemampuan belajarnya. Anak mungkin membutuhkan gaya belajar yang berbeda, seperti visual atau auditori, yang tidak diterapkan oleh orang tua atau guru.
5. Menggunakan Teknologi Bantu
Teknologi bantu seperti flashcard, boneka, video cerita, dan benda-benda nyata dapat membantu anak memahami konsep dengan lebih baik. Aktivitas multisensori ini dapat dirangsang dengan berbagai cara, membantu meningkatkan kemampuan belajar anak.
6. Mengupayakan Kerjasama dengan Sekolah
Mengupayakan kerjasama yang baik dengan pihak sekolah anak sangat penting. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan belajar anak dan memberikan dukungan tambahan di area yang mengalami kesulitan.