Namun jika disewa untuk menemani pergi seharian, tarif yang didapat Nino bisa melonjak hingga Rp11 juta hingga Rp12 juta.
"Tergantung mobilnya mobil apa. Kalau (mobil) yang besar itu bisa USD700-750 (sekitar Rp11 juta sampai Rp12 juta)," ungkap Uya Kuya.
Dan tak hanya menjadi sopir, ternyata Nino juga berbisnis kecil-kecilan di Amerika Serikat, dengan berjualan pisang goreng di komunitas warga Indonesia disana. Dan dari usahanya itu, Nino mengaku bisa meraup cuan hingga Rp17 juta.
"Pisang goreng gitu, semua satu keluarga goreng. Itu jualannya di mobil, gorengnya di rumah. Ya kayak dikumpulin di parkiran," pungkas Nino.
Lain halnya dengan Nino Kuya, Cinta Kuya yang berkuliah di Amerika Serikat, memilih untuk kerja sampingan sebagai pelayan paruh waktu di sebuah restoran.
Hal itu terungkap ketika Uya Kuya mengunggah video Cinta saat sedang bekerja sebagai pelayan. Dalam satu waktu, suami Astrid Kuya itu juga sempat datang ke restiran tempat anaknya kerja.

Menurut Uya Kuya, putrinya memutuskan untuk bekerja paruh waktu sebagai pelayan dan pencuci piring di Amerika karena upah yang lumayan menggiurkan.
Dalam satu jam, Cinta Kuya bisa memperoleh upah sebesar USD17 atau setara dengan Rp255 ribu (kurs Rp15.000).
Baca Juga: Digosipkan Dekat, Kampus Syifa Hadju Ternyata Gak Kalah Elit dari El Rumi yang Lulusan Luar Negeri
Dan dalam sehari, Cinta bisa bekerja hingga 8 jam. Itu artinya dalam satu hari kerja, ia bisa menghasilkan uang sebesar USD130 atau Rp2 juta.