PINTU Incubator Buat Desainer Indonesia dan Prancis Satu Panggung Fashion di JF3: Intip Koleksinya!

Sabtu, 03 Agustus 2024 | 08:58 WIB
PINTU Incubator Buat Desainer Indonesia dan Prancis Satu Panggung Fashion di JF3: Intip Koleksinya!
Partisipan Desainer PINTU Incubator dan École Duperré Paris di JF3 Gelar Show Satu Panggung (Dok. JF3)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PINTU Incubator telah berhasil membuka peluang bagi puluhan brand/desainer muda untuk berkembang mulai dari pasar lokal hingga ke pasar internasional, dengan memberikan tambahan ilmu, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk mendorong kemajuan brand mode lokal hingga bisa memenuhi standar internasional. 

PINTU Incubator merupakan platform bilateral visioner yang bertujuan untuk memberdayakan talenta muda dan UMKM di bisnis mode Indonesia dan Prancis. Inisiatif ini menjembatani ragam budaya dua negara dan mendukung keberlanjutan, mendorong kolaborasi antara ekosistem fashion lokal dan global. 

Melalui serangkaian pembimbingan, lokakarya, dan kolaborasi dengan organisasi dan pakar mode terkemuka dari Indonesia dan Prancis, PINTU Incubator mempersiapkan partisipan agar siap dan mampu memasuki pasar mode serta mendapatkan eksposur internasional.

Pada penyelenggaraan program PINTU Incubator tahun ini, setelah melalui berbagai tahapan kurasi ketat serta pembinaan intensif yang direncanakan akan berjalan selama enam bulan, PINTU Incubator telah mengumumkan lima partisipan yang akan mempresentasikan karya mereka di pagelaran mode terbesar di Indonesia, JF3 Fashion Festival 2024. 

Baca Juga: Tak Terluka Sejengkal Pun, Mukjizat Bocah 4 Tahun Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian 43 Meter

Tahun ini, PINTU kembali berkolaborasi dengan lulusan sekolah mode ternama École Duperré Paris. Show Parade “PINTU Participants X École Duperré” hadir di Summarecon Mall Serpong, pada Rabu, 31 Juli 2024. 

Soegianto Nagaria, Chairman JF3 dan co-inisiator PINTU Incubator, menyatakan, JF3 bukan hanya sebuah acara, melainkan sebuah ekosistem yang telah matang dan lengkap untuk mendukung para pelaku industri mode. 

"Salah satu program di JF3 yang kami namakan PINTU Incubator, saat ini telah terbukti berhasil membuka banyak kesempatan bagi para peserta untuk mengembangkan pasar mereka hingga ke tingkat global," kata dia dalam konferensi pers yang digelar beberapa waktu lalu.

Pada gelaran JF3, pecinta fashion dapat melihat karya-karya indah rancangan desainer dua negara, Indonesia dan Prancis dalam satu panggung fashion. Berikut deretan daftarnya. 

Arae

Baca Juga: Hadir di JF3, Lakon Indonesia Hadirkan Street Wear Bertema Pasar Malam

Koleksi Busana Brand ARAE dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Brand ARAE dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)

Arae adalah sebuah usaha sosial berbasis komunitas yang mengusung konsep berkelanjutan dengan eco-print dan pewarnaan alami sebagai fokus utama kain mereka.

Terinspirasi oleh daun, desain mereka menawarkan perpaduan unik antara alam dan gaya. Arae Menggunakan gaya kasual yang sederhana, dengan bentuk dasar kemeja yang membuat desain mereka cocok untuk semua acara. 

Bahan yang digunakan adalah kain biodegradable yang mudah terurai di dalam tanah. Upaya mereka memberikan manfaat bagi lebih dari 650 jiwa, berkontribusi pada perbaikan sosial dan ekologis.

ENIGMA ART TEXTILE

Koleksi Busana Brand ENIGMA ART TEXTILE dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Brand ENIGMA ART TEXTILE dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)

ENIGMA ART TEXTILE menggabungkan seni dan tekstil, menghasilkan desain kontemporer yang dipengaruhi oleh budaya Indonesia. Buatan tangan dengan serat organik 100%, dengan proses kerja tangan oleh pengrajin Indonesia di Jawa Tengah dan Bali di mana tekstil mereka dibuat dengan teknik buatan tangan satu per satu. 

Dengan memprioritaskan bahan organik, ENIGMA ART TEXTILE tidak hanya menjamin produk berkualitas tinggi tetapi juga menekankan keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan dalam proses produksi mereka.

Denim It Up (HAM! JEANSKU)

Koleksi Busana Brand HAM! JEANSKU dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Brand HAM! JEANSKU dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)

HAM! JEANSKU merevolusi jeans biru klasik dengan memadukan berbagai warna, menyimpang dari basis biru tradisional. Kreasi mereka cerah dan eklektik, menonjol dalam dunia mode. 

Dengan bereksperimen dengan berbagai warna, HAM! JEANSKU memberikan sentuhan unik dan kontemporer pada pakaian klasik yang abadi, menarik bagi mereka yang ingin mengekspresikan kepribadian mereka melalui fashion.

SENSES

Koleksi Busana Brand SENSES dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Brand SENSES dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)

SENSES membawa warisan budaya ke dalam mode modern dengan menggabungkan pola tradisional dengan tekstil kontemporer. Pakaian mereka menampilkan bordir rumit dan manik-manik halus, menunjukkan keahlian dan perhatian terhadap detail yang luar biasa. 

Setiap pakaian dirakit dengan pengerjaan yang sangat baik. Tekstil dirancang dan diproduksi dari awal dengan bordir rumit dan manik-manik halus.

TALES AND WONDERS

Koleksi Busana Brand TALES AND WONDER dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Brand TALES AND WONDER dari PINTU Incubator di JF3 (Dok. JF3)

TALES AND WONDER mengkhususkan diri pada produk fashion dan gaya hidup Indonesia yang menampilkan seni cetak dan ilustrasi yang terinspirasi oleh cerita rakyat dan dongeng dari seluruh dunia. 

Produk mereka terutama terinspirasi oleh cerita rakyat dan dongeng yang indah dari seluruh dunia yang mengandung nilai moral positif dalam masyarakat manusia. 

Menekankan pada konsep keberlanjutan, mereka menggunakan cetakan yang bersertifikat GOTS (The Global Organic Textile Standard) untuk kreasi mode ramah lingkungan mereka.

Sementara desainer dari École Duperré Paris, di antaranya.

Louisa Gauchon

Koleksi Busana Desainer Louisa Gauchon dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Desainer Louisa Gauchon dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)

Louisa Gauchon akan mempersembahkan koleksi berjudul "Who Will Be Crowned the Big Winner?” (Siapa yang Akan Dinobatkan sebagai Pemenang Utama?) dalam JF3 Fashion Show 2024. Koleksinya menggabungkan estetika budaya tinggi (seni klasik, budaya aristokrat, dsb) dengan budaya bawah (streetwear, budaya pop, dsb). 

Perkawinan kedua budaya ini melahirkan gaya hibrida baru yang modis. Gauchon menganggap karyanya sebagai ekspresi diri, sebuah taman bermain untuk memahami hierarki dalam kehidupan. Koleksi ini merupakan dialog antara material pakaian olahraga dan elemen baroque, yang dihasilkan melalui eksperimen gaya, layer, volume, dan bentuk.

Guy Chassaing

Koleksi Busana Desainer Guy Chassaing dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Desainer Guy Chassaing dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)

Guy Chassaing mempersembahkan koleksi "Shreds Metamorphosis." Terinspirasi dari film dokumenter "Grey Garden" yang disutradarai Meslay Bersaudara pada tahun 1975, koleksi ini merayakan kreativitas di tengah kemunduran. 

Dengan pendekatan sensitif, Chassaing membangkitkan kembali semangat hidup melalui koleksi pakaian yang terbuat dari serpihan dan bahan sisa.

Coline Percin

Koleksi Busana Desainer Coline Percin dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Desainer Coline Percin dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)

Coline Percin mempresentasikan koleksi busana siap-pakai bertajuk "Terraterre: The Imaginary Wardrobe". Koleksi ini merupakan wujud kecintaan Coline terhadap kerajinan benang savoir-faire, seperti rajutan dan crochet. Dalam koleksi ini, Coline melukiskan kahayalan dalam wujud busana siap pakai sehari-hari yang nyaman.

Noemie Jondot

Koleksi Busana Desainer Noemie Jondot dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Desainer Noemie Jondot dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)

Noemie Jondot mempersembahkan koleksi mini bertajuk "En Un Battement d'Aile" (Dalam Kepakan Sayap) di JF3 Fashion Show 2024. Terinspirasi dari balet "Swan Lake" karya Tchaikovsky, koleksi ini mengisahkan metamorfosis angsa hitam yang perlahan bertransformasi menjadi kelabu, dan akhirnya menjadi angsa putih yang bercahaya. 

Pertunjukan koleksi dimulai dengan mantel hitam yang melambangkan angsa hitam, dilanjutkan dengan gaun malam beraksen mutiara kelabu, dan diakhiri dengan gaun pengantin putih bercahaya yang melambangkan angsa putih.

Ninon Fievet

Ninon Fievet mempersembahkan koleksi berjudul "Paper Collections" yang terinspirasi dari seni origami. Dalam koleksi ini, Ninon menantang industri mode dengan bereksperimen menggunakan objek sehari-hari, yaitu kertas. Ia mengundang para penggemar seni untuk melihat keelokan yang tersimpan di balik benda sehari-hari.

Daniel Cheruzel

Koleksi Busana Desainer Daniel Cheruzel dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)
Koleksi Busana Desainer Daniel Cheruzel dari École Duperré Paris di JF3 (Dok. JF3)

Daniel membawakan koleksi nonkonvensional yang memadukan gagasan akan anatomi tubuh dan parasit. Konsep ini disampaikan melalui pemakaian perhiasan dan pahatan, serta perpaduan material logam dan kulit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI