Rahasia Otak Cemerlang dan Bebas Stunting? Ahli Gizi: Konsumsi Ikan Minimal 4 Kali Seminggu

Kamis, 01 Agustus 2024 | 14:45 WIB
Rahasia Otak Cemerlang dan Bebas Stunting? Ahli Gizi: Konsumsi Ikan Minimal 4 Kali Seminggu
Ilustrasi masakan ikan. (Pixabay.com/qiu zhi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ikan memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk mencegah stunting dan penyakit degeneratif bagi masa depan anak. Maka dari itu, perubahan perilaku konsumsi masyarakat terhadap ikan sangatlah penting.

"Nutrisi yang terpenting untuk pertumbuhan anak pada usia golden age yaitu protein terutama yang di dalamnya terdapat 3 asam amino essential yaitu omega 3, omega 6 dan omega 9. Ikan salah satu bahan pangan yang terdapat asam amino essential," ujar ahli gizi dr. Djoko Maryono, Sp.PD, Sp. JP, FIHA, FACC.

Lebih lanjut dr. Djoko Maryono menjelaskan, kandungan gizi tersebut bahkan bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan serta kesehatan otak anak. Seperti diketahui IQ rata-rata di Indonesia masih rendah hanya 98 dibanding Singapura 105, Korea 110, dan Jepang 110.

"Melalui perbaikan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman, baik jenis pangan sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral yang menjadikan kualitas gizi lebih,” katanya.

Baca Juga: Jurus Heru Turunkan Angka Stunting di Jakarta

Penelitian, lanjut dia, membuktikan perlunya mengonsumsi ikan minimal empat kali dalam seminggu. Ikan merupakan sumber protein hewani yang dapat melengkapi protein hewani yang lainnya. Untuk itu jika ingin anak mengkonsumsi kandungan gizi yang lengkap untuk pertumbuhan maka dianjurkan mengonsumsi ikan.

"Kandungan protein tinggi yang di dalamnya terdapat 15 asam amino, termasuk asam amino essential yaitu omega 3, omega 6 dan omega 9,” katanya.

dr. Djoko Maryono juga mengatakan, untuk mencegah stunting dan penyakit umum dari beberapa penyakit kronis yang muncul akibat penurunan fungsi organ atau jaringan (degenerative) di masa dewasa, seyogyanya protein ikan dapat dipakai sejak bayi dalam kandungan atau seribu hari pertama kehidupan (1.000 HPK).

"Dengan terbentuknya otak yang sempurna akan terhindar dari yang disebut metabolic syndrome di masa tua yaitu gula, kolesterol, tligiserida meninggi yang menyebabkan stroke atau serangan jantung yang fatal," ujarnya.

Ia juga juga memberikan saran untuk mengolah ikan agar anak lebih menyukai ikan, lantaran konsumsi ikan berkaitan dengan selera masing-masing individu.

Baca Juga: Harga Perawatan Kris Dayanti Tembus Puluhan Juta, Kini Wajah Tanpa Riasannya Ramai Digunjing

"Industri perikanan harus siap berubah dan menghadapi perubahan, untuk generasi Millenial dan Generasi-Z harus berwujud sesuatu yang siap makan, jadi tidak perlu mengolah lagi,” pungkasnya.

Sementara itu, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulitiyo mengungkap upaya pemerintah untuk meningkatkan minat konsumsi ikan di tengah masyarakat, khususnya pada anak. 

Salah satu program yang sudah berjalan baik adalah Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Program ini selain membagikan ikan dan olahannya secara gratis ke masyarakat, juga berisi edukasi cara menyimpan dan mengolah ikan menjadi beragam menu makanan lezat sesuai selera. 

Upaya itu dibarengi dengan penerapan sistem rantai dingin sehingga ikan-ikan yang sampai ke masyarakat kualitasnya terjaga dan harganya lebih stabil. Langkah lainnya, KKP membangun pasar ikan bersih dan sentra kuliner ikan sebagai upaya mendekatkan produk perikanan ke masyarakat.

"Kini juga sudah ada hidrolisat protein ikan yang dapat dipadukan pada masakan sehingga masakan itu tetap mengandung protein ikan. Dan kami masih terus berinovasi menghadirkan program-program bagaimana menjadikan ikan ini sebagai menu sehari-hari masyarakat. Karena mengonsumsi ikan ini tidak hanya untuk kesehatan, tapi juga memberi kesejahteraan bagi nelayan kita," beber Budi.

Beragam upaya itu pun membuahkan hasil. Berdasarkan data rata-rata asupan protein nasional pada tahun 2023 sebesar 62,32 gram per kapita/hari, 14 persennya atau 9,25 gram per kapita per harinya berasal dari protein ikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI