Menikah di Bulan Suro Boleh atau Tidak? Waktu Pernikahan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid Diperdebatkan

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 30 Juli 2024 | 21:01 WIB
Menikah di Bulan Suro Boleh atau Tidak? Waktu Pernikahan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid Diperdebatkan
Acara pernikahan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid digelar di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan pada 26 Juli 2024. [Instagram] - Menikah di Bulan Suro Boleh atau Tidak? Waktu Pernikahan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid Diperdebatkan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernikahan Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid masih menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Acara pernikahan mereka berlangsung pada Jumat, 26 Juli 2024. Pernikahan yang diadakan pada bulan Suro ini mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Banyak juga yang mempertanyakan, menikah di bulan Suro boleh atau tidak? 

Ustaz Muhammad Nur Maulana sempat memberikan komentarnya mengenai pernikahan yang dilangsungkan pada bulan Suro. Ustaz Maulana menjelaskan bahwa meskipun ada bulan-bulan yang dianjurkan untuk menikah, tidak ada larangan khusus untuk bulan tertentu.

Pernyataan ini lantas membuat banyak orang tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang mitos-mitos seputar bulan Suro. Nah, artikel ini akan mengupas tuntas mitos tersebut.

Menikah di Bulan Suro Boleh atau Tidak? 

Dalam sebuah artikel ilmiah berjudul "Pantangan Melakukan Perkawinan pada Bulan Suro di Masyarakat Adat Jawa Perspektif Hukum Islam" oleh Masrukan Maghfur dan Ahmad Hafid Safrudin, disebutkan bahwa bulan Suro dipandang suci dengan berbagai larangan, termasuk larangan untuk menikah.

Masyarakat Jawa menghormati larangan ini sebagai bagian dari tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi, dengan kepercayaan bahwa melanggarnya dapat mendatangkan nasib buruk.

Adat ini biasanya juga didasarkan pada tradisi leluhur yang disampaikan secara lisan. Dalam kepercayaan Islam-Jawa, terdapat kombinasi ajaran Islam dan kepercayaan Jawa kuno, yang mempertahankan beberapa kebiasaan kejawen yang ada sebelum kedatangan Islam.

Tradisi ini juga dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu-Jawa sebelumnya, di mana bulan Suro dianggap terlalu mulia untuk acara perayaan seperti pernikahan.

Mitos mengenai larangan menikah di bulan Suro juga berkaitan dengan peristiwa sejarah, seperti pembunuhan Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud pada tanggal tiga belas Suro.

Baca Juga: Baru Menikah, Momen Aaliyah Massaid Menangis di Depan Thariq Halilintar

Keyakinan ini membuat masyarakat Islam-Jawa menghindari aktivitas sakral selama bulan Suro. Bulan ini dianggap sangat mulia dan suci, sehingga acara besar seperti pernikahan dianggap tidak layak untuk dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI