Suara.com - Klinik WSJ Beauty Skin Depok kini tengah disorot masayrakat usai seorang selebgram wanita asal Medan, Ella Nanda Sari Hasibuan (30) meninggal dunia pasca sedot lemak di klinik itu.
Publik lantas terus mempertanyakan, siapa pemilik Klinik WSJ Beauty. Berdasarkan penelusuran Redaksi Suara.com, ditemukan seorang dokter yang merupakan bagian manajemen dari WSJ Beauty Skin, yaitu dr. Apronso Hutagalung.
Dikutip dari linkedIn, dr Apronso Hutagalung memiliki jabatan Konsultan Manajemen dari WSJ Beauty Skin, terhitung sejak April 2022 silam.
Sebelum akun Instagram WSJ Beauty Skin hilang, akun tersebut juga menyertakan nama dr Apronso Hutagalung dalam profilnya.
Baca Juga: 5 Fakta Meninggalnya Selebgram Ella Nanda Sari Saat Jalani Sedot Lemak
Sebelum bekerja di WSJ Skin Beauty, dr Aprosnso Hutagalung pernah bekerja sebagai Kepala Puskesmas Serasan, Dokter umum di RB-BP Budi Rosari, Kepala Puskesmas Rimba Melintang, Manajer YanMed di Klinik Citama Depok, Manajer YanMedik di RSIA Bina Sehat Mandiri, Manajer Operasional RSIA Euis Kelapa Dua Jaktim dan praktik Dokter di Klinik dr Irsyad.
Namun demikian, penulusuran lainnya menyebut, pemilik dari WSJ Clinic Beauty Skin Depok bernama Widianingsih yang merupakan warga Depok.
Redaksi Suara.com, masih berusaha mengkonfirmasi hal ini.
WSJ Beauty diketahui berdiri pada tahun 2014 silam dan melayani berbagai layanan kecantikan seperti filler, botox, facial, sulam dan lain sebagainya.
Namun demikian, hingga saat ini, belum dapat dipastikan apakah dr Apronso Hutagalung benar merupakan pemilik dari WSJ Beauty Skin. Pembaca bisa menunggu rilis resmi dari pihak berwajib terkait fakta terkini.
Baca Juga: Yislam Aljaidi Kakak Fadil Jaidi Lamaran Hari Ini, Paras Calon Istrinya Dipuji Mirip Tasya Farasya
Kronologi Kematian Selebgram Akibat Sedot Lemak
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Suara.com, insiden tersebut terjadi pada Senin (22/7). Kasus dugaan malapraktik ini diketahui oleh polisi setelah viral di media sosial.
Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana, mengungkapkan bahwa dari hasil penyelidikan awal, tindakan sedot lemak pada korban dilakukan oleh seorang dokter berinisial A bersama dua perawat berinisial K dan T.
Menurut penjelasan dokter, korban ingin menjalani operasi sedot lemak di lengan kanan dan kiri. Operasi di salah satu lengan korban dinyatakan berhasil. Namun, korban mengalami komplikasi serius yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah saat prosedur dilakukan di lengan lainnya, sehingga korban harus dirawat intensif dan akhirnya meninggal dunia.
Meskipun keluarga korban belum membuat laporan resmi, polisi tetap melanjutkan penyelidikan. Dua saksi telah diperiksa, yaitu dokter yang menangani korban dan suami dari pemilik klinik kecantikan tersebut.
Arya menegaskan bahwa kasus ini merupakan tindak pidana murni, bukan delik aduan, sehingga penyelidikan dapat dilanjutkan meskipun keluarga korban tidak melapor atau menuntut.
Polisi masih menyelidiki apakah pecahnya pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian korban. Selain itu, dugaan kelalaian dalam prosedur juga akan diperiksa lebih lanjut.
Sebelumnya, pada tahun 2023, seorang pasien melaporkan pembengkakan setelah menjalani perawatan di WSJ Beauty Skin Clinic, yang menunjukkan bahwa kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi.