Suara.com - Keinginan untuk memperoleh uang dan kesenangan mendorong orang mengakses layanan peminjaman uang dan judi online. Lama kelamaan, hal itu menjadi candu yang sulit dihentikan.
Dokter spesialis jiwa, Kristiana Siste mengatakan, pinjaman online maupun judi online sama-sama bisa mendatangkan uang dan kesenangan segera bagi penikmatnya.
"Yang mendasari kebutuhan secara instan, yang ingin mendapatkan uang secara segera dan mendapatkan kesenangan secara segera," kata Siste, disitat dari Antara, Jumat (26/7/2024).
Awalnya, judi online bisa saja dianggap sebagai jalan memperoleh uang secara instan untuk melunasi utang. Namun, perasaan senang saat menang dan mendapat uang selanjutnya dapat membuat orang jadi ingin terus melakukannya.
"'Kalau aku sudah menang sekali, aku bisa berhenti', namun kenyataannya ketika menang atau kalah dia tidak akan berhenti bermain judi, sehingga ini membawa kita pada suatu ranah tentang adiksi," kata Siste.
Menurut Siste, kecanduan judi online terjadi karena interaksi kompleks yang melibatkan faktor perilaku, genetik, dan sirkuit otak.
Otak bagian depan yang belum matang, ia mengatakan, membuat orang berusia remaja dan dewasa muda berisiko tinggi melakukan perilaku impulsif yang selanjutnya dapat membuat mereka mengalami adiksi.
"Ketika emosinya labil, tapi otak bagian depannya belum mature, maka terjadi perilaku-perilaku impulsif yang digunakannya untuk memperbaiki emosinya, salah satunya ke judi online," katanya.
Siste memandang kecanduan judi online sebagai masalah kesehatan jiwa serius yang penanganannya membutuhkan dukungan dari tenaga profesional.
"Memang masalahnya bukan masalah yang kecil untuk kecanduan judi ini," katanya.
"Kalau kita lihat, dua persen dari populasi Indonesia itu jumlahnya sangat banyak. Jadi, ini benar adalah masalah serius, bahkan saya bisa mengatakan sebagai bencana nasional dalam hal ini," katanya lagi.