Suara.com - Perkara Aaliyah Massaid yang masih keturunan bangsawan Keraton Solo ramai diperbincangkan sejak dirinya dekat dengan Thariq Halilintar. Bahkan bahasan ini semakin ramai setelah Thariq dan Aaliyah resmi menikah pada Jumat (26/7/2024).
Yang menjadi sorotan adalah hari pernikahan mereka yang masih masuk dalam bulan Suro. Berdasarkan kepercayaan orang Jawa, bulan Suro adalah bulan yang kurang baik untuk menyelenggarakan hajatan termasuk pernikahan.
Topik inilah yang heboh dibahas di kolom komentar akun TikTok @/rafaelapage00, termasuk mengaitkannya dengan garis keturunan darah biru yang konon masih mengalir di keluarga Aaliyah.
“Jerene keturunan keraton, tapi nikah nek wulan suro. emang keluarga keratonnya ga bilangin larangan nikah bulan suro?" komentar seorang warganet. "Suro-Suro nikah bang tor pake adat jowo maneh," kritik warganet lain.
Baca Juga: Plek Ketiplek, Deretan Kemiripan Pernikahan Thariq-Aaliyah dan Atta Halilintar: Lokasi hingga Saksi
Memang apa dampak bila menikah di bulan Suro?
Hal ini pernah dibahas oleh Pakar Kejawen Dewi Sundari di kanal YouTube-nya. Di video tersebut, Dewi Sundari tampak menjelaskan makna bulan Suro berdasarkan Primbon Jawa.
"Keuntungan paling bagus memang jatuh di bulan besar, tetapi yang kurang bagus tidak hanya di bulan Suro saja. Lalu kenapa bulan ini paling pantang dijadikan tanggal pernikahan?" tutur Dewi di kanal YouTube Pengasihan Kejawen Dewi Sundari.
"Primbon Jawa menuliskan, bahwa menikah di bulan Suro itu akan membawa banyak kesusahan serta pertengkaran bagi rumah tangga yang dibangun, atau istilahnya tukar padu lan kerusakan," imbuhnya.
Alasan lainnya adalah karena bulan Suro dikeramatkan untuk masyarakat Jawa. "Satu Suro merupakan titik di mana kita diarahkan untuk membersihkan diri, membenahi diri, dan menyucikan jiwa untuk menjadi pribadi yang lebih baik," jelas Dewi.
Baca Juga: Venue Pernikahan 'Ditiru' Thariq-Aaliyah, Atta Halilintar: Saya Masuk Jurang, Dia Juga Ikut
Maksudnya, masyarakat Jawa diminta untuk berbenah diri selama bulan Suro alih-alih sibuk berpesta dan mengadakan hajatan. Dengan demikian, bukan hanya pernikahan yang dianjurkan untuk tidak diadakan pada bulan Suro, tetapi juga acara lain seperti khitanan.
"Dengan demikian, kita dianjurkan semestinya menahan diri, tidak melakukan kegiatan pesta di bulan Suro, harus mengurangi huru-hara, dan jika dilanggar maka dipercaya akan membawa bala dan kesulitan dalam hidup ke depannya," tegasnya.
Berbenah diri di bulan Suro, lanjutnya, dipercaya bisa membuat seseorang mencapai tingkat spiritualitas yang lebih baik. "Bukan berarti tidak boleh (menikah di bulan Suro), semuanya kembali kepada Anda, karena semua soal percaya tidak percaya," tandasnya.