Saat Gaji Istri Lebih Tinggi dari Suami, Harus Gimana Mengurus Keuangan Rumah Tangga?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 25 Juli 2024 | 18:31 WIB
Saat Gaji Istri Lebih Tinggi dari Suami, Harus Gimana Mengurus Keuangan Rumah Tangga?
Ilustrasi gaji, penghasilan istri. (pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fenomena penghasilan istri yang lebih besar dari suami sering menjadi perdebatan di media sosial dan bisa menjadi sumber pertengkaran dalam rumah tangga. Apakah situasi ini menyalahi aturan dalam hukum ekonomi syariah?

Ternyata tidak ada salahnya penghasilan istri yang lebih besar. Menurut Prof. Dr. Muhammad Maksum, Anggota Dewan Pengawas Syariah Bank Jago, tidak perlu risau mengenai siapa yang memiliki penghasilan lebih besar dalam rumah tangga. Dalam sejarah Islam, terdapat contoh nyata dari Nabi Muhammad SAW, di mana istrinya, Siti Khadijah, memiliki penghasilan yang lebih besar daripada Rasulullah.

"Siti Khadijah dulu lebih kaya daripada Nabi Muhammad SAW," ujar Prof. Maksum ditulis ulang Suara.com, Kamis (25/7/2024).

Menurut Prof. Maksum, tidak masalah jika penghasilan istri lebih banyak daripada suami. Konsep keuangan sakinah dalam keluarga melibatkan kesepakatan antara suami dan istri baik sebelum maupun sesudah pernikahan. Mengatur keuangan adalah hasil dari kesepakatan bersama, yang mana yang paling baik dan menyenangkan bagi keduanya.

Baca Juga: Waspada Penipuan Berkedok BSI! Gebyar Hadiah, Tarif Baru, dan Link Palsu Marak

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta itu menegaskan bahwa saat istri memiliki penghasilan lebih banyak dan suami membiarkan penghasilan tersebut diatur oleh istri, hal ini tidak akan mengurangi status suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Prof. Maksum mengibaratkan keluarga sebagai sebuah negara kecil di mana suami adalah presiden. Presiden tidak harus mengatur semua urusan keuangan jika ada orang yang lebih kompeten dalam hal tersebut.

Prinsip Ekonomi Syariah dalam Rumah Tangga

Prinsip syariah tidak secara spesifik mengatur keuangan rumah tangga secara detail. Namun, ada beberapa hal yang menjadi perhatian:

  • Kewajiban zakat
  • Larangan istri menggunakan uang suami tanpa izin
  • Suami tidak boleh membelanjakan semua uangnya tanpa berdiskusi dengan istri

Mengelola dan mengatur keuangan adalah hasil dari kesepakatan bersama suami dan istri. "Di dalam syariah tidak diatur secara detail," pungkas Prof. Maksum.

Tips Mengatur Keuangan Keluarga

Baca Juga: Usai Tinggalkan BSI, Petinggi OJK Dukung Muhammadiyah Buat Bank Syariah Sendiri

Membicarakan keuangan keluarga adalah langkah penting untuk mencapai stabilitas finansial dan keharmonisan dalam rumah tangga. Berikut beberapa langkah yang bisa diikuti untuk membicarakan keuangan keluarga secara baik dan efektif:

1. Tentukan Waktu yang Tepat

Pilih waktu yang tenang dan santai untuk membicarakan keuangan. Hindari membicarakan masalah finansial saat salah satu pihak sedang stres atau sibuk.

2. Bersikap Terbuka dan Jujur

Kedua belah pihak harus bersikap jujur tentang pendapatan, pengeluaran, utang, dan tujuan finansial masing-masing. Transparansi adalah kunci dalam mengelola keuangan bersama.

3. Tetapkan Tujuan Keuangan Bersama

Diskusikan dan tetapkan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang. Misalnya, menabung untuk liburan, pendidikan anak, atau membeli rumah.

4. Buat Anggaran Keluarga

Buat anggaran bulanan yang mencakup semua pengeluaran dan pendapatan. Pastikan untuk menyisihkan dana darurat dan tabungan. Dengan anggaran, kalian bisa memantau pengeluaran dan memastikan tidak berlebihan.

5. Prioritaskan Pengeluaran

Tentukan prioritas pengeluaran. Utamakan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan sebelum memikirkan kebutuhan sekunder seperti hiburan atau belanja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI