Suara.com - "Siapa yang meminum Kumys akan hidup satu abad."
Begitulah yang diyakini oleh masyarakat Kirgistan, salah satu negara di Asia Tengah yang berbatasan dengan Kazakhstan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Bagi orang kebanyakan, kumys adalah susu kuda betina yang difermentasi, tetapi bagi orang Kirgistan, minuman ini adalah simbol kebangsaan mereka, sebuah anugerah dari Tuhan yang darinya mereka memperoleh energi dan kekuatan batin.
Kumys, juga disebut kumiss atau koumiss, adalah minuman kesehatan yang difermentasi secara tradisional, yang terbuat dari susu kuda betina. Meski bahan bakunya susu, proses fermentasi yang terjadi memberikan hasil samping alkohol. Lalu, apakah kumys halal dikonsumsi?
Kumys telah dikonsumsi oleh masyarakat Asia Tengah sejak ribuan tahun yang lalu. Bahkan, semakin berkembangnya zaman, kumys juga menjadi minuman yang populer di masyarakat Rusia pada abad ke-19. Banyak ahli kesehatan di Rusia yang mempromosikan kumys sebagai minuman yang menyehatkan dan cocok untuk digunakan sebagai pengobatan. Bahkan, Pusat Penelitian Ilmiah Rusia telah mengakui kumys sebagai minuman yang memiliki khasiat kesehatan.
Kumys memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama karena kaya akan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Sebagai minuman probiotik yang alami, kumys membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dalam sistem pencernaan dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Ini karena bakteri asam laktat yang terkandung dalam kumys dapat membantu memecah nutrisi dan meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh.
Apakah Kumys Halal?
Pada dasarnya, kumys adalah minuman berbahan baku utama dari susu kuda. Namun, jika ditelusur dari cara pembuatannya, ada titik kritis kehalalan pada kumys.
Menurut Manager Halal Auditor Management LPPOM, Ade Suherman, S.Si., pembuatan kumys dimulai dengan mencampur susu kuda yang segar dengan starter bakteri asam laktat. Susu yang telah dicampur dengan starter ini kemudian dibiarkan untuk difermentasi selama beberapa hari.
Proses fermentasi memungkinkan bakteri asam laktat untuk mengubah laktosa (gula dalam susu) menjadi asam laktat. Dalam produksi kumys secara modern, pembuatan starter asam laktat ini bisa saja menggunakan media mikrobiologi. Tujuannya untuk menstandarisasi hasil dan memastikan produktivitas yang tinggi.
Baca Juga: Heboh! Fuji Kepergok Makan di Restoran Non-Halal Saat Liburan di Singapura, Netizen Berdebat
Titik kritis media mikrobiologi terletak pada sumber nitrogen untuk nutrien pertumbuhan bakterinya, yang bisa saja berasal dari ekstrak daging, pepton hidrolisis daging, dan bahan lainnya. Daging inilah yang perlu ditelusur berasal dari hewan halal yang disembelih sesuai syariah Islam atau berasal dari hewan yang diharamkan.