Suara.com - Kebaya yang ditetapkan sebagai busana nasional, tak henti-hentinya memukau dengan pesonanya yang timeless. Lebih dari sekadar pakaian, kebaya menyimpan makna budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun. Di era modern ini, kebaya terus berkembang, melahirkan perpaduan indah antara tradisi dan modernitas. Lalu, apa perbedaan kebaya nasional vs kebaya modern?
Dalam acara Designer Talk : Perempuan Indonesia & Kebaya yang diselenggarakan secara daring, Lenny Agustin mengatakan bahwa kebaya didefinisikan sebagai blus atau baju atasan dengan bukaan di bagian depan dari atas ke bawah. Kebaya memiliki sambungan tanpa atau dengan beff/kutu baru, yaitu bahan persegi empat di bagian tengah muka sebagai penghubung bagian kiri dan kanan baju.
Selain itu, kebaya juga berlengan panjang tanpa detil seperti kerutan, manset, dan lain-lain. Siluetnya mengikuti bentuk tubuh, dengan kupnat dari dada, pinggang hingga pinggul. Sedangkan panjang kebaya bervariasi, mulai dari sepanjang pinggung hingga di bawah lutut. Kemudian, bagian ujung bawah kebaya bagian depan berbentuk lurus atau memiliki sudut lancip yang bertemu antara kiri dan kanan, di mana kemiringan sudut garis dari panggung bawah ke tengah muka sangat bervariasi.
Menurut Lenny, berkebaya artinya kita memakai padu padan kebaya secara pakem (sesuai aturan, mendekati gaya tradisional), yaitu dengan bawahan kain yang diikat stagen, rambut disanggul, memakai selop, dan aksesoris fungsional kecil-kecil seperti bross, tusuk konde, dan tas tangan.
Baca Juga: Sejarah Kebaya, dari Asal Usul Hingga Menjadi Busana Nasional
Jenis-Jenis Kebaya
Dalam presentasinya di Seri Bincang Sejarah XIX bersama Departemen Sejarah Universitas Indonesia pada 20 April 2024 lalu, Lenny menjelaskan satu-persatu jenis-jenis kebaya yang ada di Indonesia, yang menjadi cikal-bakal kebaya nasional.
1. Kebaya Kartini
Karena awalnya kebaya dikenal sebagai busana perempuan keraton, dan RA Kartini sendiri dikenal sebagai putri bangsawan yang sangat suka memakai kebaya, kebaya ala keraton atau kebaya Jawa yang identik dengan kerah leher berbentuk V ini pun dikenal sebagai kebaya Kartini.
2. Kebaya Encim
Baca Juga: Kapan Hari Kebaya Nasional? Simak Aturan Penetapan hingga Rangkaian Acara 2024
Kebaya encim merupakan modifikasi kebaya yang dilakukan para perempuan Tionghoa, dengan bordir motif-motif khas Cina, serta kain batik bergambar burung naga dan sebagainya. Ciri lainnya, kebaya encim kerap menggunakan warna yang cerah seperti merah muda, kuning, tosca, dan lainnya. Serta, identik dengan renda atau bordir di bagian ujung badan dan lengan.
3. Kebaya Kutu Baru
Kebaya model baru disebut dengan kutu baru, di mana kebaya mulai dikembangkan memiliki kain kotak penghubung di tengah, yang merupakan penghubung antara bagian kiri dan kanan.
4. Kebaya Janggan
Kebaya janggan merupakan kebaya dengan potongan yang menyerupai surjan (pakaian adat Jawa bagi laki-laki) namun dibuat dengan model kerah lebih tinggi.
Selain jenis-jenis kebaya di atas yang merupakan kebaya nasional, kini masyarakat Indonesia juga mengenal kebaya modern yang menurut Lenny, merupakan kebaya yang masih mendekati bentuk pakem, dan pemakaiannya dipadankan dengan kain wastra Nusantara atau rok panjang bersiluet A line maupun putri duyung.
Kebaya modern merupakan hasil adaptasi kebaya nasional dengan tren fashion masa kini. Kebaya modern bisa dipakai dengan dalaman bustier/korset, memiliki siluet busana era Victorian abad ke-19, atau bahkan penuh payet dan manik, tergantung pada kreativitas para desainer yang membuatnya.
Oleh karena itulah, kebaya modern saat ini sangat populer dan membawa tren berkebaya saat menikah dan ke acara pesta lainnya, menggeser popularitas pakaian pengantin/pesta gaya Barat.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan kebaya nasional vs kebaya modern.