Suara.com - Pasangan artis Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid sebentar lagi akan menikah. Selayaknya calon pengantin, mereka menggelar sesi prewedding.
Lokasi prewedding Thariq dan Aaliyah adalah Pura Mangkunegaran. Ini terungkap dari postingan di akun Instagram @hanabira.
Hanabira adalah florist yang menjadi pilihan Aaliyah dan Thariq untuk menyediakan beragam aksesoris yang mendukung konsep prewedding.
Apa Itu Pura Mangkunegaran?
Baca Juga: Hasil Piala Presiden 2024: Borneo FC Hajar Persis Solo 2-0, Leo Gaucho Cetak Brace di Laga Debut
Pura Mangkunegaran adalah salah satu cagar budaya yang berada di Kota Solo, Jawa Tengah. Pura Mangkunegaran dibangun pada 1757 oleh Raden Mas Said atau lebih terkenal dengan nama Pangeran Samber Nyawa, yang kemudian menjadi Pangeran Mangkunegoro I.
Pura Mangkunegaran dibangun dengan arsitektur Jawa kuno, Joglo, yang seluruh bangunan dibuat dengan kayu.
Pura Mangkunegaran mempunyai banyak koleksi yang memiliki nilai seni tinggi dan sejarah, seperti topeng tradisional, perhiasan, kaisar warisan, wayang, alat musik, dan buku-buku lama dari era Majapahit dan Mataram yang disimpan di Rekso Pustoko Perpustakaan.
Pura Mangkunegaran terletak di Jalan Ronggowarsito yang tidak jauh dari kawasan Ngarsopuro di Jalan Slamet Riyadi.
Pembagian ruangan pada Pura Mangkunegaran dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Pendhapa Ageng dan bangunan kantor yang dapat dikunjungi orang biasa, kemudian ada Pringgitan yang hanya dapat dikunjungi oleh tamu, dan Dalem Ageng yang hanya dapat dimasuki oleh keluarga Mangkunegara dan abdi dalem.
Baca Juga: Resmi! Persis Solo Sukses Datangkan Bek Grade A Eropa Eduardo Kunde
Setelah pintu gerbang utama akan tampak pamedan, yaitu lapangan perlatihan prajurit pasukan Mangkunegaran.Di sebelah timur pamedan terdapat markas pasukan infanteri dan kavaleri Legiun Mangkunegaran yang memiliki semacam bangunan benteng.
Pintu gerbang kedua menuju halaman dalam tempat tempat berdirinya Pendhapa Ageng yang berukuran 3.500 meter persegi.
Pendopo yang dapat menampung lima sampai sepuluh ribu orang orang ini, selama bertahun-tahun dianggap pendopo yang terbesar di Indonesia.
Tiang-tiang kayu berbentuk persegi yang menyangga atap joglo diambil dari pepohonan yang tumbuh di Alas Kethu, hutan yang dahulu dimiliki Mangkunegaran, di perbukitan Wonogiri. Seluruh bangunan ini didirikan tanpa menggunakan paku.
Tempat di belakang pendopo terdapat sebuah beranda terbuka, yang bernama Pringgitan, yang mempunyai tangga menuju Dalem Ageng, sebuah ruangan seluas 1.000 meter persegi, yang secara tradisional merupakan ruang tidur pengantin kerajaan, sekarang berfungsi sebagai museum.
Selain memamerkan petanen (tempat persemayaman Dewi Sri) berlapiskan tenunan sutera yang menjadi pusat perhatian pengunjung, museum ini juga memamerkan perhiasan, senjata-senjata, pakaian-pakaian, medali-medali, perlengkapan wayang, uang logam, gambar adipati-adipati Mangkunegaran serta berbagai benda-benda seni.
Di bagian tengah Pura Mangkunegaran di belakang Dalem Ageng, terdapat tempat kediaman keluarga Mangkunegaran. Tempat ini, yang masih memiliki suasana tenang seperti rumah pedesaan milik para bangsawan, sekarang digunakan oleh para keluarga keturunan pangeran adipati.
Menghadap ke taman terbuka, terdapat sebuah bangunan bernama Beranda Dalem (atau sering disebut Pracimayasa) yang bersudut delapan, di mana di dalam bangunan terdapat tempat lilin dan perabotan Eropa yang indah.
Kaca-kaca berbingkai emas terpasang berjejer di dinding. Dari beranda menuju ke dalam tampak ruang makan dengan jendela kaca berwarna yang menggambarkan pemandangan alam di Jawa, ruang ganti dan rias para putri pangeran adipati, serta kamar mandi yang indah.
Selain itu, di dalam lingkungan Pura Mangkunegaran juga terdapat Perpustakaan Rekso Pustoko yang didirikan pada tahun 1867 oleh Mangkunegara IV. Perpustakaan tersebut terletak dilantai dua, diatas Kantor Dinas Urusan Istana di sebelah kiri pamedan.