Suara.com - Hoarding disorder baru-baru ini menjadi topik yang banyak diperbincangkan di media sosial. Hal ini terjadi usai video viral yang memperlihatkan penghuni kos diusir oleh pemilik kos lantaran diduga mengidap hoarding disorder. Lantas apa itu hoarding disorder? Kenali pengertian, penyebab hingga gejalanya.
Dalam video viral yang pertama kali diunggah oleh pemilik TikTok @siskavizar, memperlihatkan aksi seorang wanita paruh baya yang merupakan pemilik atau ibu kos, menggerebek salah satu kamar kosan miliknya di Pondok Gede, Bekasi.
Penggerebekan dilakukan karena muncul kecurigaan tetangga kos lantaran tercium bau yang tidak sedap dari dalam kamar. Melalui unggahan video yang dilihat Suara.com, pemilik kos menggerebek sebuah kamar dengan menggunakan masker lantaran bau tak sedap yang menyengat. Ketika pintu dibuka, alangkah kagetnya ia saat mendapati kamar tersebut penuh dengan timbunan sampah dan barang yang berserakan dimana-mana.
Atas kejadian tersebut, pemilik kos pun mengusir penghuni yang diduga kuat mengidap hoarding disorder itu. Akan tetapi, sebelum meninggalkan kos penghuni harus membersihkan tumpukan sampah di sana. Pemilik kos juga mengungkapkan, pihaknya memberi waktu agar penghuni tersebut mencari kos baru.
Baca Juga: Mengenal Ciri-Ciri Hoarding Disorder, Lagi Viral Gegara Anak Kos Timbun Sampah di Kamar
Apa Itu Hoarding Disorder?
Dikutip dari berbagai sumber, hoarding disorder adalah kebiasaan seseorang yang sulit untuk membuang atau berpisah dengan benda-benda miliknya karena kebutuhan yang dirasa untuk menyimpan benda-benda tersebut. Pengidap gangguan ini umumnya akan mengalami kesulitan untuk menyingkirkan atau membuang barang-barang tersebut.
Pengidap hoarding disorder kerap kali akan merasa stres ketika memikirkan untuk membuang barang-barang tak perlu. Dalam beberapa kondisi tertentu, kondisi ini tidak memiliki dampak berarti pada kehidupan sehari-hari, namun bisa memengaruhi fungsi kehidupan.
Selain itu, pengidapnya sering kali tidak merasa jika yang dialaminya adalah sebuah gangguan. Sehingga mereka akan tetap menyimpan barang-barang itu tanpa mempedulikan fungsi dan manfaatnya.
Penyebab Hoarding Disorder
Sampai saat ini belum diketahui secara jelas apa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan hoarding disorder. Namun dalam beberapa kasus hoarding disorder bisa terjadi karena kondisi genetik, gangguan fungsi otak, kebiasaan burik maupun tekanan hidup.
Hoarding disorder disebut bisa dimulai sekitar usia 11-15 tahun. Bahkan kondisi ini bisa memburuk seiring bertambahnya usia. Ada beberapa faktor yang dapat memicu risiko hoarding disorder, antara lain yaitu:
Baca Juga: 10 Kebiasaan Buruk yang Tak Baik untuk Otak
• Kepribadian
Banyak orang yang mengalami gangguan ini memiliki sifat suka marah atau temperamen, ragu-ragu atau plin-plan hingga menutup diri.
• Keturunan Keluarga
Kondisi hoarding disorder bisa menurun dari keluarga. Jadi, gangguan ini bisa diturunkan dari orang tua atau saudara.
• Stres dalam Kehidupan
Perjalanan hidup yang penuh tekanan dapat menyebabkan seseorang mengidap hoarding disorder. Beberapa orang dengan gangguan ini akan melakukan penimbunan setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan yang sulit untuk mereka atasi. Misalnya karena kematian orang yang dicintai, pengusiran, perceraian, atau kehilangan harta benda akibat bencana.
Gejala Hoarding Disorder
Gejala gangguan ini bersifat tidak pasti, sehingga gejala di setiap orang bisa jadi berbeda. Namun gejala hoarding disorder bisa berkembang dari waktu ke waktu dan cenderung menjadi perilaku pribadi. Selain itu, gejala lain hoarding disorder yaiti:
• Menyimpan barang-barang yang tidak diperlukan secara berlebihan sampai-sampai rumah pengidap penuh sesak.
• Kesulitan untuk berpisah dengan barang-barang yang dimilikinya.
• Merasa perlu untuk menyimpan benda-benda dan merasa kesal ketika memikirkan untuk membuang barang-barang tersebut.
• Mengalami kekacauan karena tidak ada lagi ruang untuk menyimpan barang-barang.
• Memiliki kecenderungan keragu-raguan terhadap suatu hal, perfeksionisme, penghindaran, penundaan, setta masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.
• Mengalami konflik dengan orang lain yang mencoba mengurangi atau menghilangkan benda-benda yang disimpannya.
• Merasa aman saat dikelilingi oleh barang-barang yang ditimbun tersebut.
Pengobatan Hoarding Disorder
Pengobatan gangguan penimbunan barang menjadi tantangan tersendiri bagi seseorang. Sebab banyak orang yang tidak menyadari dampak negatif dari penimbunan pada kehidupan sehari-hari mereka. Bahkan dalam beberapa kasus, pengidapb tidak percaya bahwa mereka membutuhkan pengobatan.
Berikut beberapa tips awal untuk mengobati hoarding disorder:
• Belajar manahan keinginan untuk menyimpan lebih banyak barang yang tidak berguna.
• Belajarlah untuk mengatur serta mengkategorikan barang untuk membantu memutuskan mana yang harus dibuang dan yang tetap disimpan.
• Tingkatkan keterampilan untuk mengambil keputusan dan sistem koping.
• Rapikan rumah dan tempat tidur secara rutin setiap harim
• Kurangilah mengisolasi diri dan tingkatkan keterlibatan sosial dengan kegiatan yang lebih bermakna.
• Pelajari cara meningkatkan motivasi untuk perubahan diri.
Demikian informasi tentang apa itu hoarding disorder, mulai dari pengertian, penyebab, gejala, hingga pengobatannya. Semoga bermanfaat!
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari