Suara.com - Rahim atau The Ibrahim Heritage Study Center for Peace merupakan sebuah koalisi antar-agama yang bervisi untuk mendedikasikan waktu studi, penelitian ilmiah dan pendidikan bangsa demi terciptanya kerukunan beragama terutama antara Muslim dan Yahudi.
Misi Rahim dipertanyakan kembali lantaran beberapa pegiatnya berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama, organisasi yang disorot lantaran kader mudanya melawat ke Israel dan bertemu dengan Presiden Isaac Herzog.
Lawatan ke Israel mengkhianati umat muslim seluruh dunia yang membela kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina. Israel merupakan dalang genosida penduduk Gaza.
Namun ternyata, Rahim yang didirikan dengan tujuan menciptakan perdamaian berbasis agama tak bisa dilepaskan dari peran organisasi Yahudi. Dua organisasi Yahudi yang terlibat yakni Simon Wiesenthal Center dan B’nai B’rith International eksis di Indonesia juga dunia.
Tak seperti citra Yahudi yang membawa kehancuran, kedua organisasi ini aktif dalam mengkampanyekan perdamaian dunia. Satu organisasi lain yang terlibat dalam pendirian Rahim adalah Lajnah Bahtsul Masail (LBM). LBM merupakan lembaga atau forum yang memberikan fatwa hukum keagamaan kepada umat islam di bawah naungan Nahdlatul Ulama atau NU.
Dalam kepengurusan Rahim, cendekiawan muda NU, Zainul Maarif tercatat sebagai manager penelitian domestik. Zainal juga diketahui menjadi satu dari lima rombongan cendekiawan NU yang datang ke Israel kendati PBNU membantah kunjungan tersebut tak pernah membawa nama NU. Zainal selama ini dikenal sebagai dosen dan akademisi di bidang filsafat Islam.
Sementara itu, tokoh muda NU lain K.H. Mukti Ali Qusyairi juga tercatat sebagai Presiden Direktur Rahim. Dia terkenal karena opini dan tulisannya di media massa yang banyak menyerukan perdamaian antarumat beragama.
Direktur Urusan Luar Negeri organisasi ini dijabat oleh Elsheva D. Stross. Elisheva adalah keturunan Yahudi Belanda di Indonesia yang bekerja sebagai Direktur Operasional dan pemegang saham di perusahaan energi Inggris-Israel ITS Technologies Ltd. Dia juga turut mendirikan Eits Chaim Indonesia yang mendidik masyarakat Indonesia dengan pemahaman yang sebenarnya tentang Taurat Yahudi, bangsa Yahudi dan tanah Israel. Saat ini Elisheva berdomisili di Yerusalem, Israel.
Berdirinya Rahim tak bisa dillepaskan dari sejarah masuknya Yahudi ke Indonesia. Kendati sejak perang Israel-Palestina Yahudi dikonotasikan sebagai golongan yang kejam, kaum ini pernah berjasa di masa perang kemerdekaan Indonesia. Salah satu tokoh Yahudi berpengaruh dari Surabaya adalah Charles Mussry yang merupakan ayah dari Irwan Mussry, suami Maia Estianty.
Baca Juga: NGO Israel Ada di Balik Pertemuan 5 Kader NU dengan Presiden Isaac Herzog
Pada tanggal 10 November 1945, ketika terjadi pertempuran sengit di Surabaya, Charles Mussry turut serta dalam barisan laskar-laskar rakyat untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Charles Mussry dikenal dekat dengan Presiden Soekarno, yang menunjukkan pengaruhnya dalam perjuangan kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan Charles Mussry tidak hanya sebatas bantuan logistik, tetapi juga membentuk hubungan yang erat dengan tokoh-tokoh penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.
Terkini, website Rahim (rahim.or.id) tidak lagi bisa diakses dan belakangan dikabarkan LBM NU meminta agar logo mereka dikeluarkan atau dihapus dari website maupun struktur kepengurusan meski masih ada kader mereka yang menjadi pengurus organisasi Rahim.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni