Suara.com - Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih RI Prabowo Subianto menyuruh masyarakat terutama prajurit untuk menonton sebuah film berjudul De Oost atau The East.
Rekomendasi itu diungkapkan Prabowo kala memberikan pembekalan oleh calon perwira remaja TNI-Polri pada Jumat (12/7/2024) di Balai Sudirman Jakarta.
"Sekarang saya mau kasih lihat sebuah klip dari sebuah film yang dibuat oleh Belanda. Bukan kita yang buat. (Film ini) berdasarkan surat-surat, buku-buku yang ditulis oleh prajurit-prajurit Belanda tentang apa yang mereka lakukan di Indonesia pada saat perang kemerdekaan 1945-1950 namanya The East, bahasa Belanda De Oost," perintah Prabowo Subianto dilansir Suara.com dari video TikTok @dekade_08.
Prabowo meminta agar semua prajurit di Indonesia memahami perjuangan dengan mewajibkan menonton film tersebut.
Baca Juga: The Box: Film Chanyeol EXO tentang Ketakutan dan Trauma Seorang Pengamen Jalanan
"Saya sarankan film ini wajib ditonton dari awal sampai selesai oleh semua taruna. Diputar di semua Sesko, Suslapa, saran saya di SMA TN (Taruna Nusantara) harus diputar," lanjut Prabowo.
Lantas apa isi dari film The East atau De Oost ini? Berikut sinopsisnya.
Sinopsis De Oost
De Oost, juga dikenal sebagai The East, adalah film perang Belanda produksi tahun 2020 yang disutradarai oleh Jim Taihuttu. Film ini menceritakan kisah Johan de Vries, seorang tentara muda Belanda yang dikirim ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia) setelah Perang Dunia II untuk membantu "membebaskan" rakyat Indonesia dari penjajahan Jepang.
Johan, yang penuh idealisme dan keyakinan untuk membawa perdamaian, segera dihadapkan pada kenyataan pahit di medan perang. Dia menyaksikan kekejaman tentara Belanda terhadap rakyat Indonesia, termasuk pembantaian massal dan pembakaran desa.
Baca Juga: Prabowo Janji Kunjungi Papua Nugini usai Dilantik Presiden, Begini Alasannya!
Kepercayaan Johan terhadap misi Belanda runtuh saat dia terlibat dalam operasi Kapten Raymond Westerling, seorang komandan kejam yang terkenal dengan taktik brutalnya. Johan mulai mempertanyakan kesetiaannya kepada negaranya dan harus membuat pilihan sulit antara mengikuti perintah atau bertindak atas hati nuraninya.
De Oost bukan hanya film tentang perang, tetapi juga tentang kolonialisme, rasisme, dan perjuangan moral. Film ini menggambarkan kompleksitas situasi di Indonesia setelah Perang Dunia II dan mengangkat pertanyaan tentang peran tentara Belanda dalam sejarah kelam negara tersebut.
Film ini telah menuai kontroversi di Belanda dan Indonesia karena penggambarannya yang blak-blakan tentang kekejaman Belanda di Indonesia.
Beberapa kritikus memuji film ini karena keberaniannya dalam mengangkat isu sensitif, sementara yang lain mengkritiknya karena dianggap tidak seimbang dan bias.
Terlepas dari kontroversinya, De Oost adalah film yang penting dan kuat yang patut ditonton oleh siapa pun yang tertarik dengan sejarah Indonesia dan Belanda.