Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada 2021 lalu, Indonesia masuk golongan negara dengan tingkat fatherless yang cukup tinggi (9 persen).
Fenomena ini muncul sebagai akibat dari hilangnya peran ayah dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak. Fatherless sebenarnya bukan hanya soal kehadiran dan keterlibatan secara fisik saja.
Sesuai namanya, fatherless adalah istilah yang mengacu pada kurangnya kehadiran ayah dalam pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun emosional.
Konsep lama yang membagi peran sesuai gender, seperti ayah bertugas mencari nafkah dan ibu bertugas mengurus urusan domestik, termasuk mengasuh anak menjadi salah satu penyebab utama kenapa banyak anak Indonesia kehilangan sosok ayah dalam proses tumbuh kembangnya.
Ketiadaan ayah dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap anak-anak dalam berbagai aspek kehidupannya, mulai dari sisi psikologis, emosional, hingga kehidupan sosial sang anak.
Fatherless membuat anak tidak dekat dengan sosok ayah. Padahal, mengutip berbagai sumber, sosok ayah sangat penting dalam pertumbuhan anak.