Suara.com - Lama tak terlihat di layar kaca, Tengku Firmansyah ternyata beralih profesi menjadi tukang besi di Kanada. Bukan tanpa alasan, aktor kawakan ini memang memilih pergi ke Kanada demi menemani sang anak bersekolah.
Berbanding terbalik dengan penampilan artis yang biasanya necis, sebagai tukang besi, Tengku Firmansyah kini lebih sering berpakaian santai, tak lupa dengan muka cemong-cemongnya.
Usut punya usut, perusahaan tempat Tengku Firmansyah bekerja adalah Edmonton Exchanger. Perusahaan ini adalah bengkel manufaktur dan pemeliharaan terpadu.
Jika dilihat melalui website-nya, perusahaan ini memiliki spesialisasi pabrikasi untuk komponen dan berbagai layanan permesinan, spesialisasi penggilingan skala besar dan pengeboran lembaran tabung untuk aplikasi penukar gas.
Baca Juga: Banting Setir Jadi Tukang Besi, Penghasilan Tengku Firmansyah di Kanada Lebih Besar dari Artis?
Namun, apakah alih profesi ini ini tidak merugikannya? Eits, tenang saja karena gaji yang didapatkan tukang besi di Kanada pun tak bisa terbilang kecil.
Melihat dari situs resmi perusahaan tersebut, gaji rata-rata per jam pekerja di sana di tahun 2019 adalah 33,88 CAD atau setara dengan Rp401 ribu. Sementara itu, jatah pekerja di Kanada bisa mencapai 40 jam per minggu.
Itu artinya, Tengku Firmansyah bisa mendapatkan gaji hingga Rp64 juta per bulan dengan pekerjaannya sebagai tukang besi.
Sebagai informasi, Tengku Firmansyah tidak pindah hanya berdua saja dengan anaknya, tetapi juga snag istri, Cindu Fatikasari. Keputusan ini tidak mendadak karena keduanya sudah mempersiapkan segalanya sejak tiga tahun lalu.
Akhirnya, pada 16 April 2024 lalu, Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah resmi pindah ke Kanada dengan permanent resident atau izin menetap sekaligus bekerja
Baca Juga: Breakingnews! Uruguay Juara 3 Copa America 2024 usai Kalahkan Kanada Lewat Adu Penalti
Namun, keputusan keduanya memang didasari oleh sang anak yang sudah sejak SMA membicarakan keinginannya tinggal di Kanada.
“Karena anak. Dia mau kuliah di sana, mau kerja dan menetap di sana. Ini sebenarnya pengumuman kita di approve kan mendadak, setelah kita apply, 2,5 tahun enggak ada kabar,” curhat Cindy tentang perjalanan panjangnya berusaha mendapatkan izin menetap di Kanada.
“Aku sama Firman kayak punya tanggung jawab jagain akhlaknya, akidahnya, agamanya, kita merasa bertanggung jawab,” sambung Cindy.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri