Suara.com - Nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat yang masih di atas Rp 16.100 memunculkan kekhawatiran terhadap lonjakan harga bahan pokok. Bagaimana ya cara terbaik mengantisipasinya agar anggaran rumah tangga tidak bengkak?
Financial Planner dan Founder Cerdas Keuangan, Erlina Juwita, memberikan beberapa tips penting untuk membantu masyarakat mengatur keuangan di tengah nilai tukar dolar AS yang masih tinggi. Simak yuk!
1. Prioritaskan Belanja Sesuai Anggaran
Erlina menekankan pentingnya mempersiapkan belanjaan sesuai dengan anggaran yang telah disusun.
Baca Juga: Rupiah Loyo Jelang Rilis Data Cadangan Devisa
"Gunakan anggaran yang sudah tertulis dan belanjakan uang sesuai dengan anggaran tersebut. Jangan pernah belanja melebihi anggaran yang sudah disusun. Prioritaskan selalu pada kebutuhan utama, bukan pada keinginan, karena hal ini dapat meminimalisir risiko kehabisan uang untuk membeli sesuatu yang tidak perlu," jelas Erlina kepada Suara.com, ditulis Sabtu (13/7/2024).
2. Pembagian Pengeluaran yang Tepat
Masyarakat perlu membagi pengeluaran sesuai porsinya masing-masing untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif. Erlina menguraikan beberapa kategori utama dalam pengelolaan anggaran:
- Kewajiban Bulanan: Ini mencakup cicilan utang, tagihan listrik, biaya telepon, biaya air, uang sewa rumah, biaya sekolah anak, gaji asisten rumah tangga, biaya pulsa dan internet, serta saldo e-money untuk bekerja.
- Kebutuhan Rutin: Pengeluaran untuk makan, minum, bensin, asuransi, belanja bulanan di supermarket, investasi rutin, dan lainnya.
- Keinginan dan Hiburan: Anggaran untuk aktivitas rekreasi seperti traveling, arisan, belanja, nonton bioskop, dan hangout dengan teman.
3. Disiplin dalam Pengelolaan Keuangan
Erlina menekankan pentingnya mematuhi anggaran yang telah dibuat. "Biasakanlah membuat anggaran rencana belanja bulanan dan biasakan juga untuk mematuhi anggaran keuangan yang sudah dibuat," sarannya.
Baca Juga: Rupiah Loyo, Avtur Mahal: Bos Garuda Minta Kemenhub Segera Revisi Tarif Batas Atas
Dampak Tingginya Nilai Tukar Dolar AS Pada Harga Bahan Pokok
Kenaikan nilai tukar dolar sering kali membawa dampak signifikan terhadap perekonomian suatu negara, terutama bagi negara-negara yang mengimpor sebagian besar kebutuhan bahan pokoknya. Berikut adalah beberapa efek yang dapat timbul akibat naiknya nilai tukar dolar terhadap harga bahan pokok:
Kenaikan Harga Impor
Ketika nilai dolar naik, biaya impor barang dari luar negeri menjadi lebih mahal. Banyak bahan pokok seperti gandum, beras, minyak goreng, dan gula diimpor dari negara lain. Kenaikan biaya impor ini akan diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.
Inflasi
Kenaikan harga bahan pokok dapat memicu inflasi, yaitu peningkatan harga secara umum dan terus-menerus dalam suatu perekonomian. Inflasi mengurangi daya beli masyarakat, karena uang yang dimiliki tidak dapat membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya.
Peningkatan Biaya Produksi
Banyak bahan baku dan barang setengah jadi yang digunakan dalam produksi makanan dan kebutuhan pokok lainnya diimpor. Kenaikan harga dolar akan meningkatkan biaya produksi, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan harga jual produk jadi.