Suara.com - Umat Muslim baru saja masuk tahun baru 1446 Hijriah dengan ditandai Bulan Muharram. Salah satu yang istimewa pada bulan ini Tanggal 10 Muharram.
Banyak peristiwa yang terjadi hari tersebut, mulai dari diterimanya taubat Nabi Adam AS, Nabi Nuh berlabuh di bukit Zuhdi usai banjir bandang, hingga selamatnya Nabi Ibrahim AS dari api yang membakarnya.
Karena itu, sejumlah ulama menyarankan memperbanyak amal ibadah pada 10 Muharram atau yang dikenal sebagai Hari Asyura.
10 Muharram Hari Apa?
Baca Juga: Kapan Puasa Asyura 2024? Jadwalnya Minggu Depan, Ini Bacaan Niat, Hadits, Keutamaan dan Tata Caranya
Terdapat perbedaan penetapan Tanggal 1 Muharam 1446 H. Organisasi Islam Muhammadiyah yang memakai hitungan hisab menetapkan awal tahun baru Hijriah pada 7 Juli 2024. Maka bila dihitung 10 Muharam 1446 H akan jatuh pada Hari Selasa, 16 Juli.
Sementara itu, organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) yang memakai rukaytul hilal menetapkan 1 Muharam 1446 H sehari setelahnya, yakni pada 8 Juli 2024. Hal ini diambil dengan dasar istikmal yang tertuang dalam Surat Keputusan Lembaga Falakiyah (LF) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) nomor 002/SK/LF-PBNU/X/2022.
Artinya, menurut organisasi NU Tanggal 10 Muharam 1446 H akan jatuh pada Rabu, 17 Juli 2024.
Alaman dan Keutamaan 10 Muharram
Umat Islam dianjurkan berpuasa di beberapa tanggal pada Bulan Muharram. Hadis yang diriwayatkan Imam Muslim menyebutkan puasa sunah ini mulia setelah Ramadan.
Baca Juga: Bacaan Zikir dan Doa Asyura Lengkap: Amalkan Usai Salat Subuh dan Magrib Tanggal 10 Muharam
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
1. Setara berpuasa 30 hari
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa’.” (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).
2. Pelebur dosa setahun
Berpuasa di Hari Asyura dapat melebur dosa setahun. Hal itu disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan Imam Muslim.
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim).
3. Puasa tanggal 9 dan 11 pembeda dari Yahudi
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): ‘Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya’.” (HR Ahmad).