Suara.com - Pada 2045, Indonesia akan mengalami bonus demografi karena mayoritas penduduk berada dalam usia produktif. Namun, kualitas generasi muda akan menentukan sejauh mana bonus ini dapat dimanfaatkan.
Terlebih berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 23,8% anak usia 0-4 tahun dan 15,5% wanita usia remaja (15-24 tahun) masih mengalami anemia.
Kondisi ini mengkhawatirkan karena kekurangan zat besi dapat mengganggu tumbuh kembang anak secara kognitif, fisik, dan sosial. Disamping itu, timbulnya masalah gizi pada anak usia di bawah dua tahun erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang perempuan untuk menjadi calon ibu, termasuk remaja putri.
Remaja putri dengan anemia beresiko menjadi wanita usia subur dengan anemia. Menciptakan keluarga yang berkualitas merupakan langkah awal dalam membentuk lingkungan yang positif untuk tumbuh kembang anak sehingga dapat tumbuh secara optimal.
Diharapkan dengan ketahanan keluarga yang baik yakni keluarga yang ulet, tangguh, mandiri dan harmonis dapat membentuk generasi emas.
Direktur Yayasan Aspirasi Muslimah (Yasmina), sebuah lembaga non profit yang memiliki visi terwujudnya perempuan dan keluarga berkualitas, IIs Istiqomah, S.P., M.Si., menjelaskan Keluarga merupakan lingkungan pertama yang sangat penting bagi anak, dimana anak mendapatkan pengasuhan, edukasi dan stimulasi seluruh aspek perkembangan dalam kehidupannya.
Selain untuk pembentukan karakter, keluarga juga memegang peranan untuk memberikan afeksi, komunikasi, hingga persiapan anak untuk masa depan.
"Dalam hal ini persiapan orang tua untuk masa depan si kecil juga terkait pada hal memastikan sang anak terhindar dari anemia dan stunting dengan memastikan nutrisi yang dikonsumsi sudah terpenuhi dengan cukup, karena dengan kesadaran dan peran aktif keluarga kita dapat mencegah anemia dan memastikan kesehatan generasi selanjutnya. Tentunya didukung dengan stimulasi yang tepat dari lingkup keluarga, kita berharap bekal esensial yang dibutuhkan untuk anak tumbuh menjadi generasi emas dapat terpenuhi," paparnya.
Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK smenjelaskan sejak 70 tahun lalu, Danone Indonesia hadir sebagai pelopor nutrisi untuk bangsa dan terus menunjukan eksistensinya dalam mendukung pemenuhan nutrisi bangsa sampai saat ini.
Baca Juga: Dituduh Cueki Mamah Dedeh saat Tedak Siten, Adab Keluarga Hermansyah Jadi Perbincangan
“Dalam mendukung terciptanya Generasi Emas, Kami secara aktif terus melakukan berbagai riset dan inovasi untuk bisa menghadirkan produk bergizi yang dibuat khusus untuk membantu menjawab tantangan kebutuhan gizi, termasuk kekurangan Zat Besi seperti SGM Eksplor, satu-satunya dengan IronC™ - kombinasi unik Zat Besi dan Vitamin C untuk dukung penyerapan nutrisi 2x lipat. Selain itu kami juga memiliki produk susu untuk keluarga yang kaya akan nutrisi yang juga dilengkapi dengan iron C maupun nutrisi dan vitamin lainnya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi keluarga dalam SGM Family Yummi-Nutri. Lebih jauhnya, kami juga secara aktif mengajak orang tua di Indonesia untuk lebih cermat dalam memilih susu untuk dukung tumbuh anak maksimal karena tidak semua susu sama. Pastikan pilih susu pertumbuhan dengan dengan zat besi agar anak terbebas dari anemia,” paparnya.
Dalam aspek pencegahan anemia, Danone Indonesia juga berperan aktif dalam membangun pemahaman akan isu anemia melalui program berbasis sekolah, seperti program Sehat Bersama Isi Piringku untuk anak usía PAUD dan Sekolah Dasar, serta program GESID (Generasi Sehat Indonesia) untuk remaja.
Selain itu, terdapat program Sekolah Sehat Generasi Maju yang bertujuan untuk mewujudkan sekolah sehat dengan integrasi Edukasi Gizi Seimbang, Pembiasaan PHBS, dan Pemeliharaan Lingkungan, selaras dengan Gerakan Sekolah Sehat (GSS) yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, melalui kolaborasi pentahelix untuk meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku, termasuk dengan Yasmina Foundation selaku mitra Danone Indonesia dalam mengedukasi masyarakat.
Selain itu, ada juga program pemberdayaan untuk meningkatkan kesehatan dan akses pangan bergizi untuk ibu dan anak, pola asuh serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat melalui program Tangkas (Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting), Komunitas Isi Piringku, Rumah Bunda Sehat dan Bunda Mengajar. Dalam program ini dilakukan penguatan kapasitas kader kesehatan dan peran perempuan dalam membangun kemandirian ekonomi. Keseluruhan program-program tersebut telah menjangkau lebih dari 8,6 juta penerima manfaat di Indonesia.
Selain intervensi di lapangan, terdapat juga menghadirkan anemia screener untuk mengetahui risiko anemia pada anak yang dapat diakses melalui https://hellosehat.com/spotlight/cegah-anemia-pada-anak/ secara gratis.
“Membawa dampak positif tidak hanya bagi masyarakat, namun juga untuk karyawan merupakan fokus utama dari inisiatif yang kami jalankan. Sebagai perusahaan ramah keluarga atau family friendly company, Danone Indonesia memiliki kebijakan parental policy yakni menyediakan cuti melahirkan 6 bulan bagi karyawan perempuan serta 10 hari bagi karyawan laki-laki serta flexible working hours dan penyediaan ruang laktasi di area kerja agar dapat memastikan pemenuhan ASI Eksklusif pada anak dapat terpenuhi. Kami berharap kebijakan kami ini dapat membantu terciptanya generasi emas Indonesia,” tambah Ray.