Suara.com - Selain Jepang, Korea Selatan juga menghadapi krisis demografi karena angka kelahiran yang terus menurun. Salah satu upaya untuk mengatasinya, pemerintah Korsel akan menggaji anak muda yang pacaran.
Kebijakan tersebut dicanangkan oleh salah satu distrik di Kota Busan, yakni Distrik Saha. Mereka merancang anggaran tambahan untuk mendanai program perjodohan demi mendorong wanita dan pria setempat untuk berkencan.
Gaji atau insentif uang yang diterima pun akan semakin banyak jika pasangan tesebut berlanjut ke pernikahan.
Melansir dari laman SCMP, Proyek percontohan untuk program tersebut akan berlangsung pada bulan Oktober dengan acara pertemuan bagi calon pasangan.
Untuk setiap pasangan yang setuju untuk berkencan melalui program tersebut, baik pria maupun wanita akan menerima 500.000 won atau sekitar Rp5,8.

Sementara pasangan yang memutuskan untuk menikah akan mendapatkan tambahan 20 juta won (Rp235 juta) sebagai "hadiah ucapan selamat".
Tak berhenti sampai di situ, pasangan pengantin baru juga dapat menerima 30 juta won (Rp353 juta) sebagai uang muka rumah.
Untuk mengikuti ajang perjodohan ini, peserta harus berusia antara 24 dan 43 tahun dan tinggal atau bekerja di Saha.
Mereka juga harus mengajukan aplikasi dan menjalani proses penyaringan serta wawancara sebelum diizinkan untuk berpartisipasi dalam program ini.
Baca Juga: Awal-mula Batara Ageng Bisa Jadi Manajer Fuji, Dikasih Kepercayaan Malah Nilep Uang Rp1,3 Miliar
Menurut data dari Statistik Korea, angka kesuburan Korea Selatan yang sudah terendah di dunia, turun ke rekor terendah pada tahun 2023.