Suara.com - Marshanda mengaku pernah tak tidur selama 14 hari. Hal itu terjadi saat ia berusia 20 tahun, ketika berjuang mengobati penyakit bipolarnya.
“Aku pernah pas umur 20, 14 hari enggak tidur. Karena waktu itu ngotot stop obat mendadak,” kata Marshanda di kanal YouTube MAIA ALELDUL TV, dikutip Selasa (9/7/2024).
Artis yang akrab disapa Caca ini mengatakan, gangguan tersebut dapat diatasi dengan minum obat rutin yang dosisnya harus diturunkan secara perlahan.
"Kalau mau turunin obat itu kan harusnya slowly. Dosis misalnya dua bulan ini setengah ml, dua bulan kemudian setengah ml,” katanya.
Baca Juga: Cak Imin Pimpin Rapat Paripurna DPR, Salah Satu Agendanya Pengajuan Hak Angket Soal Pengawasan Haji
“Dulu aku asal, enggak pakai monitoring dokter, pokoknya aku ingin stop obat. Pokoknya jadinya manik waktu umur 20 itu,” kata Marshanda lagi.
Menurut Marshanda, cara mengatasi bipolar adalah melatih kebiasaan diri sendiri dengan benar. “Bipolar itu bisa enggak ada kalau kita treatment diri kita dengan benar. Kalau bipolar yang sudah kacau, artinya orang itu enggak treatment dirinya dengan benar,” tutur Marshanda.
Marshanda juga kini sebisa mungkin menerima segala macam perasaan sedih yang datang dari pikirannya.
“Kalau lagi sedih, aku lebih baik jangan memendam, atau kabur, tapi diterima. Dan enggak apa-apa kalau nangis atau kumat gitu,” katanya.
Lantas, apa itu Bipolar dan apa penyebabnya?
Baca Juga: Gejala Radang Selaput Dada Seperti yang Dialami Shin Tae-yong Hingga Harus Operasi di Korea
Mengutip halodoc, gangguan bipolar adalah masalah kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Pengidapnya bisa tiba-tiba berubah menjadi sangat sedih dan putus asa. Perubahan suasana hati secara drastis itu memengaruhi kebiasaan tidur, tingkat energi, aktivitas, perilaku, dan kemampuan berpikir.
Parahnya, penyakit bipolar akan diidap seumur hidup dan tidak bisa sembuh seutuhnya. Namun, terapi dan pengobatan bisa membantu kamu mengelola gejala yang terjadi.
Untuk diketahui, gangguan bipolar terbagi menjadi beberapa jenis. Di antaranya:
1. Gangguan bipolar I
Gangguan bipolar I adalah jenis kelainan yang paling parah. Pengidapnya mengalami satu periode mania dalam hidup yang mungkin ekstrem dan berbahaya. Kemudian, pengidap gangguan bipolar jenis ini juga berpotensi mengalami depresi.
2. Gangguan bipolar II
Ciri-ciri bipolar II mirip dengan bipolar I, bedanya, jenis ini selalu memiliki episode depresi dengan hipomania sesekali.
Selain itu, gangguan bipolar II bukan jenis yang ringan, sebab beberapa pengidapnya sering kali mengembangkan gejala gangguan bipolar I.
3. Gangguan siklotimik
Gangguan siklotimik adalah jenis yang tergolong langka. Tingkat keparahannya mungkin tidak seperti bipolar I dan II. Gangguan siklotimik dapat berdampak besar pada kehidupan pengidapnya.
Seseorang dengan gangguan siklotimik mungkin mengalami periode gejala hipomania yang lebih singkat dan gejala depresi periode singkat. Namun, gangguan siklotimik juga dapat berkembang menjadi bipolar I dan II.
4. Gangguan bipolar campuran
Apabila dokter menambahkan kata “campuran” dalam diagnosis gangguan bipolar, maka ini artinya pengidapnya mengalami mania dan depresi selama episode yang sama.
Misalnya, seseorang mungkin memiliki energi tinggi dan sulit tidur. Namun, pada waktu yang sama, mereka juga merasa putus asa atau memiliki pikiran untuk bunuh diri.
5. Bipolar musiman
Sekitar 25 persen orang dengan gangguan bipolar memiliki pola depresi musiman. Ini berarti, pengidap akan mengalami episode depresi pada musim gugur atau musim dingin.
Sejumlah ahli mengungkapkan bahwa penyebab masalah kesehatan mental ini adalah ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat pengontrol fungsi otak.
Selain itu, ada pula ahli yang menyebutkan bahwa penyebab gangguan bipolar berkaitan dengan faktor keturunan.