B adalah spesialis ulung. Mereka teliti, fokus pada tujuan, dan pantang menyerah. B kurang kooperatif karena suka mengikuti aturan dan idenya sendiri. B lebih logis daripada emosional, sehingga terkesan dingin dan serius. B santai, bebas, dan tidak suka diatur.
Golongan Darah AB: Si Unik dan Misterius
AB perpaduan A dan B, sehingga kepribadiannya pun unik. AB bisa pemalu atau ramah, dan mudah beralih di antara keduanya. AB dapat dipercaya dan bertanggung jawab, tapi kewalahan jika banyak permintaan. AB suka menolong, tapi dengan caranya sendiri. AB tertarik pada hal-hal metafisik, tapi di Jepang, AB dikenal paling tidak terprediksi dan sulit diandalkan.
Awal Mula Golongan Darah Pengaruhi Karier di Jepang
Sejarah Jepang dengan pengelompokan kepribadian berdasarkan golongan darah berawal pada tahun 1930. Seorang profesor Jepang bernama Tokeji Furukawa menerbitkan sebuah laporan di Journal of Social Psychology yang berjudul "A Study of Temperament and Blood-Groups." Dalam laporan tersebut, Furukawa mengusulkan bahwa ada hubungan antara kepribadian dan golongan darah, yang bisa menjadi dasar untuk studi objektif tentang temperamen.
Melansir laman Very Well Mind, Furukawa membandingkan upayanya dengan klasifikasi temperamen oleh dokter Yunani kuno, Hippokrates, yang mengkategorikan kepribadian berdasarkan empat cairan tubuh atau humorisme: sanguine, phlegmatic, choleric, dan melancholic.
Furukawa menggabungkan pendekatan ini dengan klasifikasi modern yang membagi temperamen menjadi dua kelompok: fisiologis dan psikologis. Dengan cara ini, ia mencoba menggunakan fisiologi (golongan darah) untuk menjelaskan psikis (kepribadian).

Menurut Furukawa, setiap golongan darah—A, B, O, dan AB memiliki efek unik pada kepribadian seseorang. Secara medis, golongan darah dibedakan oleh antigen, molekul di permukaan sel darah merah yang memicu sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi. Namun, Furukawa tertarik lebih jauh dari aspek medis ini. Ia menyertakan bagan dan diagram untuk menunjukkan bahwa golongan darah dapat dikaitkan dengan temperamen. Meski begitu, penelitian Furukawa dikritik karena terlalu bergantung pada kuesioner tanpa bukti empiris yang kuat.
Walaupun klaim Furukawa mulai dipertanyakan oleh peneliti lain hanya enam tahun setelah publikasinya, konsep ketsueki-gata tidak hilang begitu saja. Pada tahun 1970-an, buku-buku tentang kepribadian berdasarkan golongan darah mulai bermunculan, menarik perhatian kembali pada subjek ini. Dari tahun 1984 hingga 1985, lebih dari 200 publikasi membahas kepribadian golongan darah, menjadikan konsep ini populer di negara-negara seperti Jepang, Korea, dan Taiwan, serta menarik minat yang lebih rendah di luar Asia.
Baca Juga: 3 Drama Marika Matsumoto yang Tayang 2024, Ada Otto no Katei wo Kowasu Made
Studi tentang ketsueki-gata terus berlanjut hingga abad ke-21 di berbagai negara termasuk Australia, Taiwan, dan Amerika Serikat. Hingga kini, belum ada studi ilmiah yang ketat dengan data kuantitatif yang berhasil membuktikan hubungan antara golongan darah dan kepribadian. Namun, kepercayaan terhadap ketsueki-gata tetap ada bahkan di Amerika Serikat, beberapa penulis berpendapat bahwa golongan darah seseorang seharusnya mempengaruhi faktor gaya hidup seperti pola makan.